Dahsyatnya Tsar Bomba, Bom Nuklir Terkuat di Dunia Buatan Soviet

Tsar Bomba milik Uni Soviet, sekarang Rusia.
Sumber :
  • Globalsecurity.org

VIVA – Pada Oktober 1961, Uni Soviet menjatuhkan bom nuklir paling kuat dalam sejarah di sebuah pulau terpencil di utara Lingkaran Arktik. Meskipun bom meledak hampir 4 kilometer di atas tanah, gelombang kejut yang dihasilkan membuat pulau itu datar seperti arena skating.

Warga melihat kilat lebih dari 600 mil (965 km) jauhnya, dan merasakan panas yang luar biasa dalam 250 km dari titik pusat. Awan jamur raksasa bom itu naik hingga tepat di bawah tepi angkasa.

Dilansir dari Livescience, Senin 7 September 2020, ledakan itu berasal dari bom RDS-220, yang juga dikenal sebagai Tsar Bomba. Hampir 60 tahun setelah ledakan bom yang memecahkan rekor itu, tidak ada satu pun alat peledak yang mampu menyamai kekuatan destruktifnya.

Pekan lalu, Rosatom State Atomic Energy Corporation (badan atom negara Rusia), merilis rekaman rahasia sebelumnya berdurasi 40 menit, yang menunjukkan perjalanan bom dari pabrik hingga menjadi awan jamur.

Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev, secara pribadi menugaskan pembangunan Tsar Bomba pada Juli 1961. Sementara Krushchev menginginkan senjata nuklir 100 megaton, para insinyur akhirnya memberinya versi 50 megaton, di mana itu setara dengan 50 juta ton (45 juta metrik ton) TNT yang diledakkan sekaligus. Bahkan, dengan setengah dari muatan yang diminta perdana menteri, bom itu sangat kuat.

Bom tersebut ribuan kali lebih kuat dibanding nuklir yang diledakkan oleh Amerika Serikat di atas Hiroshima dan Nagasaki selama Perang Dunia II, dan mengerdilkan ledakan Castle Bravo, senjata nuklir paling kuat yang pernah diuji oleh Amerika Serikat, yang hanya menghasilkan 15 megaton (13 juta metrik ton).

Baca juga: Geger Kalkulator Bisa Tau Kapan Manusia Meninggal Dunia

Seperti yang ditunjukkan dalam rekaman terbaru, Tsar Bomba berukuran sangat besar. Beratnya mencapai 27 ton (24 metrik ton) dan berukuran kira-kira sama dengan bus tingkat. Seorang pembom udara membawa senjata besar itu jauh di atas kepulauan Novaya Zemlya di Kutub Utara Rusia, kemudian menjatuhkannya dengan parasut sebelum membersihkan daerah tersebut.

Ledakan itu sangat kuat sehingga benar-benar menjatuhkan pesawat itu dari langit, yang menyebabkan pesawat jatuh 900 meter sebelum pilot dapat memperbaikinya, demikian menurut Popular Mechanics.

Untungnya, tidak ada korban jiwa yang dikaitkan dengan ledakan Tsar Bomba, dan tidak ada bom yang cocok dengan kekuatannya yang pernah diuji lagi. Pada 1963, Amerika Serikat, Uni Republik Sosialis Soviet (USSR), dan Inggris Raya, menandatangai perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Terbatas, yang melarang uji coba senjata nuklir di udara.

Sejak itu, uji atom dilakukan di bawah tanah karena negara-negara terus menimbun senjata nuklir, yang kadang-kadang mengubah geografi Bumi di sekitar mereka.

Saat uji coba nuklir pada 2018 yang dilakukan di Korea Utara, menyebabkan seluruh gunung runtuh di atas fasilitas uji coba. Hal ini menjadi pengingat bahwa mungkin dunia tidak membutuhkan Tsar Bomba lain untuk melampiaskan kerusakan nuklir yang menghancurkan.