Cegah Kebocoran Data Pribadi, Begini Kata Ahli Keamanan Siber
- TechCrunch
JAKARTA – Meningkatnya aktivitas digital membuat kita tak berpikir dua kali untuk memberi izin mengakses informasi pribadi kepada aplikasi. Padahal, kita sebagai pengguna, bisa menolak permintaan akses data pribadi yang aplikasi ajukan demi mencegah kebocoran data pribadi.
Melansir situs The New York Times, Jumat, 28 Agustus 2020, berikut sejumlah cara untuk mengurangi risiko kebocoran data pribadi menurut ahli keamanan siber:
1. Kurangi jumlah data yang kita bagi
Saat baru memasang aplikasi, muncul pemberitahuan yang meminta izin mengakses data dan layanan; seperti kamera, album foto, lokasi, dan kontak.
Di momen itu, ada tiga hal yang mesti kita pastikan, yakni:
a. Apakah aplikasi itu perlu akses ke data agar berfungsi dengan baik?
b. Apakah aplikasi itu hanya perlu akses untuk sementara atau selamanya?
c. Apakah kita percaya kepada perusahaan aplikasi?
Misalnya, aplikasi seperti Google Maps tentu butuh akses ke lokasi untuk bisa memberi petunjuk arah. Begitu juga dengan aplikasi transportasi daring (online).
Kepala Disconnect, perusahaan keamanan di San Francisco, Patrick Jackson berujar, "kita harus meminimalkan jumlah data yang kita bagikan (ke aplikasi apapun)."
2. Blokir pelacakan aplikasi
Sejumlah aplikasi terus-menerus mengakses informasi dari perangkat, berupa model ponsel dan sistem operasinya; lalu membagikan data itu ke pihak ketiga. Pada akhirnya, pemasar yang mendapat informasi itu bisa menargetkan iklan di berbagai aplikasi.
Untuk memblokir pengambilan data tak terlihat itu, gunakan pemblokir pelacak. Beberapa aplikasi pemblokir pelacakan ialah Fyde, Privacy Pro, dan Disconnect Premium; tersedia di iOS dan Android.
Pembatasan akses juga bisa kita lakukan ketika baru memasang aplikasi. Daripada memberi akses sepanjang waktu, sebaiknya hanya berikan izin ketika kita membuka aplikasi.
3. Cari tahu soal aplikasi
Jika itu merupakan aplikasi gratis yang mengandalkan iklan untuk memperoleh cuan, maka umumnya data pengguna termasuk dalam transaksi.
"Tanpa kita sadari, aplikasi telah memiliki data Anda secara utuh, dan telah mereka jual ke banyak partner. Setelah informasi itu keluar sistem aplikasi, akan sulit untuk mengendalikannya kembali," ujar Jackson.