LIPI: Tol Langit Tidak Bisa Ujug-ujug Jadi Solusi Masyarakat Desa

Presiden Jokowi Resmikan Pengoperasian 'Tol Langit' atau Satelit Palapa Ring.
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI, Laksana Tri Handoko, menegaskan jika Pembangunan Tol Langit yang digagas Presiden Joko Widodo tidak bisa ujug-ujug menjadi solusi masyarakat desa.

Tol Langit merupakan proyek pembangunan infrastruktur telekomunikasi berupa serat optik untuk jaringan internet oleh Satelit Palapa Ring di seluruh Indonesia sepanjang 36 ribu kilometer.

"Secara positif, Tol Langit memiliki fungsi yang baik untuk mobilitas virtual. Namun, jika tidak diimbangi dengan adaptasi yang baik, ada konsekuensi seperti konsumerisme di mana masyarakat desa melakukan konsumsi di luar desa,” ujar Handoko, seperti dikutip VIVA Tekno dari situs LIPI, Rabu, 12 Agustus 2020.

Seperti diketahui, wilayah Indonesia yang luas dan bentang geografis yang terdiri dari puluhan ribu kepulauan membuat pemerataan akses internet menjadi tidak mudah untuk dilakukan.

Keberadaan internet belum sepenuhnya bisa dirasakan oleh masyarakat desa dan wilayah terpencil. Handoko lalu menekankan perlunya riset terlebih dahulu untuk mencari permasalahan yang dimiliki daerah tersebut sebelum memberikan produk yang disebut sebagai solusi.

“Setiap daerah memiliki masalah yang berbeda dan untuk mencegah masalah lain yang muncul setelah solusi baru dihadirkan. Tidak bisa semata-mata membawa solusi dari luar desa,” paparnya.

Ia menerangkan solusi atau teknologi yang diperkenalkan secara mendadak akan menimbulkan perubahan budaya dan paradigma.

“Jika masalahnya sudah ditemukan dan masyarakat dapat beradaptasi, barulah solusi masuk. Misalnya, akses internet dari Tol Langit. Jika diberikan dengan riset dan pendampingan maka penggunaannya akan maksimal,” jelas Handoko.