UNICEF: Ada 3 Jenis Kompetensi yang Harus Dikuasai

Ilustrasi anak belajar dunia digital
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Dua puluh anak muda dari keluarga kurang mampu unjuk kebolehan dengan memamerkan enam model contoh inovasi digital yang memiliki manfaat sosial kepada pejabat pemerintah, perusahaan swasta, dan investor dalam demonstrasi langsung melalui platform daring.

Mereka memanfaatkan aplikasi ponsel pintar, permainan daring, dan situs untuk memperlihatkan solusi yang mereka rancang untuk menjawab beragam permasalahan mulai dari pengelolaan sampah hingga kesehatan diri dan jiwa.

Kegiatan demo inovasi ini adalah puncak program Markoding Digital Innovation yang dikembangkan oleh UNICEF dan Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa (Markoding) dengan dukungan perusahaan teknologi global ARM dan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.

Finalis, yang berusia antara 15 dan 19 tahun, mengikuti pelatihan intensif selama dua bulan. Mereka dibina oleh mentor sukarela yang datang dari beragam latar belakang profesi, seperti desainer grafis, pembuat piranti lunak, pekerja sosial, analis investasi, guru, pelajar, pendiri perusahaan rintisan, dan diplomat.

Pada periode ini peserta dibekali dengan keterampilan teknis dan kecakapan abad ke-21, seperti kreativitas, pengambilan keputusan, dan kerja tim agar mereka mampu mengidentifikasi masalah dan menciptakan solusi-solusi digital sebagai tim.

“Membangun keterampilan anak-anak muda adalah hal prioritas dalam dunia yang berubah begitu cepat saat ini. Kami berharap para remaja akan terdorong mempelajari keterampilan dan mencari ide baru, menjawab masalah, serta siap berperan meningkatkan kemakmuran bangsa," kata Perwakilan UNICEF Debora Comini, Sabtu, 25 Juli 2020.

Sebuah studi baru dari UNICEF mengenai keterampilan masa depan menunjukkan bahwa daya kreativitas, berpikir kreatif, dan keterampilan digital adalah tiga jenis kompetensi yang dianggap paling penting oleh remaja untuk masa depan mereka. Banyak remaja juga merasa ketrampilan-ketrampilan itu tidak mereka dapatkan di sekolah.

Temuan ini sejalan dengan pendapat responden studi yang berasal dari sektor swasta, di mana mereka menyoroti kondisi kelangkaan keterampilan lunak yang signifikan di kalangan calon karyawan dan karyawan baru.

"Kami ingin menumbuhkan generasi muda yang sadar akan permasalahan di sekitarnya, agar mereka menggunakan kreativitas untuk menciptakan solusi terhadap tantangan yang dihadapi, aktif mengasah empati dan kemauan belajar, serta yakin mereka bisa membawa perubahan,” ungkap Pendiri dan Kepala Eksekutif Markoding, Amanda Simandjuntak.