Asteroid Raksasa Paling Berbahaya Melintasi Bumi Usai Salat Maghrib

Asteroid
Sumber :
  • Jagran English

VIVA – Asteroid raksasa paling berbahaya akan melintasi Bumi usai salat Maghrib. Asteroid 2020 ND akan menyapa pada Jumat hari ini, 24 Juli 2020 pukul 18.13 WIB. Asteroid tersebut bergerak dengan kecepatan hingga 13,5 km per detik atau 48 ribu km per jam.

Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) telah memperingatkan batuan antariksa tersebut masuk dalam klasifikasi berbahaya atau Potentially Hazardous Asteroid (PHA) karena jaraknya dengan Bumi kurang dari 0,05 unit astronomi.

Melansir situs The Indian Express, Asteroid 2020 ND memiliki panjang 170 meter dan akan berada pada jarak 0,034 unit astronomi. Karena, kedekatan yang relatif maka Asteroid 2020 ND merupakan objek dekat Bumi atau disebut juga Near Earth Object (NEO).

"NEO adalah komet dan asteroid yang telah didorong oleh gaya tarik gravitasi planet terdekat menjadi orbit yang memungkinkan mereka memasuki lingkungan Bumi," ungkap NASA.

Mereka juga menjelaskan minat ilmiah pada komet dan asteroid sebagian besar disebabkan oleh asal mula kedua benda luar angkasa ini berasal dari sisa puing-puing hasil dari pembentukan tata surya sekitar 4,6 miliar tahun silam.

Menurut The Planetary Society, ada satu miliar asteroid yang memiliki diameter lebih dari satu meter. Objek yang bisa menyebabkan kerusakan signifikan berukuran lebih dari 30 meter. Setiap tahunnya ada 30 asteroid kecil yang menabrak Bumi, namun tidak menyebabkan kerusakan besar di daratan.

Selama bertahun-tahun ilmuwan juga sudah melakukan pengamatan untuk menyelamatkan Bumi dari ancaman asteroid. Misalnya saja seperti meledakkan asteroid sebelum mencapai Bumi, atau membelokan batu dari jalur Bumi dengan menabraknya menggunakan pesawat ruang angkasa.

Sejauh ini misi untuk menyelamatkan Bumi yang sedang dalam proses pembangunan adalah Double Asteroid Redirection Test (DART). Targetnya adalah Asteroid Didymos yang berada di dekat Bumi karena ukurannya bisa menimbulkan ancaman yang signifikan.

Misi ini rencananya akan dirilis pada 2021, menargetkan badan Asteroid Didymos yang ukurannya lebih kecil. Sementara itu misi lainnya yang dibangun European Space Agency (ESA), Hera, akan dirilis pada 2024 dan tiba di Didymos pada 2027, bertugas mengukur dampak dari tabrakan DART.