Wabah COVID-19 Jadi Pembuka Jalan untuk Smart City
- Dok. Indosat Ooredoo
VIVA – Wabah Virus Corona COVID-19 telah memaksa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mempercepat transformasi digital. Tantangan pertama yang perlu diselesaikan adalah soal konektivitas karena pandemi membuat masyarakat bekerja, sekolah, dan beribadah di rumah.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, ada sekitar 12 ribu desa yang layanan internetnya masih belum memadai, dan bahkan ada yang sama sekali belum tersentuh layanan dunia maya tersebut.
"Era digital stratanya harus sama. Kalau kota besar bisa mendapat fasilitas digital yang mudah dan nyaman, bagaimana yang di daerah? Ini yang harus kita perbaiki," kata Semuel, dalam diskusi virtual 'Siap Hadapi Era New Normal dengan Smart City Berinfrastruktur Teknologi Cerdas dan Aman', Jumat, 17 Juli 2020.
Selanjutnya, harus ada peningkatkan sumber daya manusia (SDM). Baik masyarakat maupun pemerintah, mau tidak mau, wajib beradaptasi dengan kebiasaan serta berinteraksi dengan cara baru, yakni menggunakan teknologi.
"Kita harus punya kemampuan memanfaatkan teknologi, bukan sebaliknya. Center of the transformation digital adalah manusia. Teknologi adalah enabler," jelas Semuel. Hal ketiga dalam transformasi digital adalah peraturan atau regulasi.
Semuel mengaku jika pemerintah sudah memiliki Peraturan Presiden (Perpres) tentang Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) dan regulasi terkait transformasi digital lainnya.
Ia juga menyebut akan menyediakan aplikasi untuk bisa digunakan kementerian dan lembaga untuk melakukan komunikasi. Menurutnya, pemerintah sudah memiliki sistem berbasis elektronik tetapi belum terintegrasi secara efektif.
Pada kesempatan yang sama, Chief Business Officer PT Indosat Ooredoo Tbk, Bayu Hanantasena, mengaku terus berusaha untuk saling bahu-membahu bersama dengan masyarakat dan pelaku usaha di Indonesia dalam menghadapi situasi menantang di tengah pandemi.
"Kami berkomitmen penuh untuk menghadirkan solusi yang tepat sasaran dan mampu memberikan kemudahan serta mendukung keberlangsungan pemerintahan yang sedang mengalami tekanan dalam menyeimbangkan masalah kesehatan dan masalah ekonomi," ungkapnya.
Ia pun menghadirkan solusi smart city, hybrid cloud, dan big data dalam upaya menekan angka penyebaran Virus Corona COVID-19. Indosat bermitra dengan Qlue dan Alibaba Cloud untuk menjalankan program ini.
Solusi smart city hadir agar pemerintah kota bisa memantau pergerakan dan aktivitas masyarakat terkait dengan protokol kesehatan, seperti kewajiban memakai masker, pemeriksaan suhu tubuh, pemantauan kapasitas gedung, dan penggunaan transportasi.
Lalu, solusi hybrid cloud akan digunakan di berbagai sektor, termasuk layanan publik untuk meningkatkan efisiensi operasional. Hybrid cloud merupakan solusi infrastruktur ICT yang digunakan untuk efisiensi dalam proses dan pengelolaan data.
"Contohnya, untuk pemrosesan data secara terpusat pada pemerintah kota, yang akan mempermudah dalam melakukan analisa data serta bertujuan untuk mengimplementasikan artificial intelligence (AI) untuk mempercepat pengambilan keputusan," tutur Bayu.
Kemudian, teknologi Big Data dapat digunakan pemerintah kota dalam pengambilan keputusan secara cepat dan akurat. Penggunaan teknologi ini akan memudahkan proses analisa data, seperti arus lalu lintas dan kegiatan ekonomi sebuah kota.