Pesaing Amazon Dirikan Data Center Ketiga di Indonesia
- Pixabay
VIVA – Pesaing Amazon Web Services (AWS), Alibaba Cloud, berencana mendirikan data center atau pusat data ketiga di Indonesia pada awal 2021. Menurut Country Manager Alibaba Cloud Indonesia, Leon Chen, keberadaan tiga data center ini menjadikannya pemimpin dalam praktik industri cloud.
Ia juga menambahkan Alibaba Cloud berusaha tetap mematuhi peraturan di mana mereka beroperasi. "Kami berupaya keras untuk bisa menyediakan infrastruktur cloud terpercaya, aman, dan berkinerja tinggi serta tetap mematuhi aturan negara lain. Itu termasuk persyaratan ketat dari sektor keuangan," ungkap Chen, Sabtu, 4 Juli 2020.
Ekspansi ini dilakukan setelah Alibaba Cloud Indonesia membangun data center pertamanya pada 2018, dan data center kedua satu tahun kemudian. Setelah data center ketiga didirikan, Alibaba Cloud akan memiliki 64 zona ketersediaan di 21 wilayah di seluruh dunia.
Serangan siber
Selain itu, Alibaba Cloud juga mengungkapkan rencananya untuk membangun pusat scrubbing data pertama di Indonesia guna membantu pelanggan Indonesia, terutama pelanggan di sektor keuangan dan game, untuk melindungi dari serangan siber.
Data center baru juga akan memperkaya penawaran Alibaba Cloud untuk pelanggan lokal, menyediakan rangkaian produk dan layanan cloud yang komprehensif dari database, keamanan, jaringan ke pembelajaran mesin dan analisis data.
Sementara itu, pembukaan pusat scrubbing data pertama di Indonesia, yang diperkirakan akan selesai pada awal 2021, akan membantu mendeteksi, menganalisis, dan menghapus volume trafik yang besar dan berbahaya tingkat Tbps untuk mempertahankan serangan DDoS (Distributed Denial of Service), terutama untuk bisnis yang bergerak di sektor keuangan dan game yang biasanya menjadi target serangan siber.
Transformasi digital
Pada kesempatan yang sama, Menkominfo Johnny G Plate, menyebut apa yang dilakukan Alibaba Cloud adalah bagian dari transformasi digital Indonesia. Ia berharap pengelolaan data oleh pelaku industri bisa dilakukan sejalan dengan prinsip pengelolaan data pemerintah Indonesia, yakni prinsip lawfulness, fairness, dan management data lebih transparan.
"Ketiga prinsip itu sering disampaikan pemerintah Indonesia dalam berbagai forum internasional seperti International Telecommunication Union (ITU), World Economic Forum (WEF) sampai KTT G20," tutur Johnny.
Ia menambahkan kolaborasi semua pihak, yaitu pemerintah, pelaku usaha, akademisi, masyarakat sipil, dan pemangku kepentingan menjadi kunci dalam akselerasi transformasi digital. "Terlebih di masa pandemi COVID-19 sekarang ini yang turut mempercepat proses tranformasi digital," jelasnya.