Duh, Facebook Gak Ada Bosannya 'Menelanjangi' Pengguna Mereka
- Time Magazine
VIVA – Kasus bocornya data pribadi pengguna Facebook kembali terjadi. Kabar terbaru, sekitar lima ribu developer atau pengembang, selaku pihak ketiga, berhasil mendapat data pribadi pengguna media sosial milik Mark Zuckerberg, meski kerja sama eksklusif mengakses platform mereka telah berakhir.
Pihak Facebook yang mengungkapkan kejadian tersebut. Hal ini terkait dengan sistem kontrol keamanan yang ditambahkan setelah skandal Cambridge Analytica pada 2018. Saat itu Facebook akan secara otomatis mengakhiri akses aplikasi untuk menerima setiap pembaruan informasi dari pengguna yang tidak aktif dalam 90 hari atau lebih.
Kebijakan itu pengembangan dari kontrol ganular yang diluncurkan pada 2014. Kontrol itu membuat pengguna memutuskan informasi non-publik mana seperti alamat email atau tanggal lahir yang bisa dibagikan saat menggunakan akun Facebook untuk masuk ke sebuah aplikasi.
"Namun baru-baru ini kami menemukan beberapa kasus aplikasi yang terus menerima data yang sebelumnya telah disetujui orang lain, walaupun jika mereka tidak menggunakan aplikasi dalam 90 hari terakhir," kata Vice President of Platform Partnership Facebook, Konstantinos Papamiltiadis, dikutip VIVA Tekno dari blog resmi Facebook, Jumat, 3 Juli 2020.
Ia mencontohkan masalah ini bisa terjadi saat pengguna yang menggunakan aplikasi fitness untuk mengundang temannya dari kota asal ke tempat latihan. Padahal beberapa temannya tidak aktif dalam beberapa bulan.
Dari penelusuran pihak Facebook selama beberapa bulan terakhir dari data yang dimiliki, diperkirakan ada lima ribu pengembang, selaku pihak ketiga, yang terus menerima informasi. Hal tersebut terdiri dari bahasa atau gender.
Namun, menurut pengakuannya, Facebook belum melihat bukti jika masalah ini menghasilkan informasi yang tidak konsistem dari izin yang diberikan pengguna. Konstantinos menyatakan jika Facebook telah memperbaiki masalah itu. Mereka juga mengklaim terus melakukan penyelidikan.
"Kami telah memperbaiki masalah satu hari setelah menemukan (masalah tersebut). Kami akan terus menginvestigasi dan terus memprioritaskan transparansi setiap ada pembaruan utama," ungkap Konstantinos.