Rekonstruksi Wajah Korban Ritual, Hidung Mancung dan Berjenggot
- All That's Interesting
VIVA – Seorang seniman menggunakan rekonstruksi wajah tiga dimensi (3D) untuk menyatukan tengkorak tanpa rahang berusia 8.000 tahun. Hasilnya tengkorak itu memiliki penampakan seorang pria berhidung mancung, dahi lebar dan memiliki jenggot.
Dilansir dari situs Daily Mail, Selasa, 30 Juni 2020, otot-otot pada wajah dan kulit dibentuk berdasarkan berat, tinggi dan suku pria tersebut. Tengkorak ini jadi satu di antara 12 yang ditemukan di danau prasejarah di Swedia, termasuk tengkorak bayi.
Para ahli percaya kelompok itu telah dibunuh dalam sebuah ritual kuno. Peneliti dari Sweden's Cultural Heritage Foundation (CHF), Fredrik Hallgren, yang menemukannya mengatakan ritual ini sangat kompleks dan terstruktur.
Plastik vinil
"Kita tidak bisa menguraikan makna ritual, namun kita masih bisa memahami kerumitannya dari para pemburu prasejarah ini. Mengapa mereka bertemu dengan kematian yang mengerikan mungkin akan tetap menjadi misteri," ujarnya.
Seniman forensik dari Swedia, Oscar Nilsson telah menunjukkan rupa dari korban ritual. Ia menggunakan scan tomografi komputer kemudian membuat replika tiga dimensi (3D) menggunakan plastik vinil.
Rahangnya yang hilang membuatnya harus kembali ke tempat di mana dia ditemukan. Meskipun tidak ada bukti tentang apa yang dikenakannya, Nilsson memilih pakaian dan potongan rambut berdasarkan barang-barang yang ditemukan di kuburan.
Kapur putih
Di situs itu arkeolog menemukan sisa-sisa binatang, seperti beruang coklat, babi hutan, rusa merah, rusa besar dan rusa kecil. Pria itu ditemukan menggunakan pakaian dari kulit babi hutan.
"Di sini kita melihat bagaimana tengkorak manusia dan rahang hewan digunakan untuk ritual. Temuan itu jelas memiliki arti dalam kepercayaan budaya dan agama mereka," kata Nilsson.
Rambutnya dikonstruksikan pendek dengan bagian belakang yang lebih panjang. Kapur putih yang ada di dadanya didasarkan pada fakta bahwa kelompok masyarakat adat saat ini menggunakan kapur untuk cat tubuh.
Trauma serius
Dua belas tengkorak ini ditemukan pada 2018. Tujuh dari mereka kemungkinan meninggal dunia dengan sangat menderita dan mengalami trauma serius di kepala sebelum kematian. Menurut peneliti ini adalah pukulan keras namun tidak membuat kematian.
Mereka adalah korban dari perkelahian antar individu, penculikan, peperangan dan kekerasan antar anggota kelompok. Mayat-mayat itu ditempatkan di atas batu-batu besar dan berusia 7.500 sampai 8.000 tahun silam.