Ini yang Terjadi kalau Black Hole Tabrakan
- Durham University
VIVA – Ilmuwan menemukan gelombang cahaya yang mungkin disebabkan oleh dua supermassive black hole atau lubang hitam supermasif yang bertabrakan, terlihat untuk pertama kalinya, menurut astronom. Temuan ini menciptakan babak baru di astrofisika karena penggabungan dua lubang hitam tidak diharapkan menghasilkan gelombang cahaya.
Dikutip dari situs Metro, Senin, 29 Juni 2020, gravitasi di lubang hitam sangat minim, sehingga teorinya seharusnya tidak ada cahaya yang dihasilkan. Fenomena ini ditemukan oleh Laser Interferometer Gravatorational-wave Observatory (LIGO), Eropa pada Mei 2019.
Pengamatan sebelumnya dikatakan ilmuwan, ketika dua lubang hitam saling berputar dan akhirnya bertabrakan kemudian bergabung, mereka menghasilkan gelombang gravitasi.
"Lubang hitam supermasif ini berkerut selama bertahun-tahun dan kemudian meledak secara mendadak. Cahaya terjadi pada skala waktu dan lokasi yang tepat, bertepatan dengan gelombang gravitasi," kata ilmuwan Matthew Graham.
Ia menyimpulkan jika cahaya ini merupakan hasil tabrakan lubang hitam meskipun begitu ada kemungkinan lainnya. Studi melibatkan ilmuwan internasional, termasuk fisikawan dari Edinburgh University.
Graham mengatakan supermassive black hole mengintai di sebagian besar galaksi, termasuk di Bima Sakti. Mereka dikelilingi cakram gas yang berisi sekumpulan bintang dan lubang hitam berukuran kecil.
Aliran gas ini membuat lubang hitam kecil menyatu ke ukuran yang lebih besar. Setelah penggabungan itu, black hole memiliki kecepatan besar dan digambarkan ilmuwan sebagai tendangan melalui cakram gas.
"Itu adalah reaksi gas terhadap lubang hitam supermasif baru yang menciptakan cahaya terang menyala. Lubang hitam besar yang baru terbentuk akan menyebabkan ledakan cahaya dalam beberapa tahun mendatang," jelas Graham.