Harta Bos Facebook Menyusut Rp100 Triliun
- Sott
VIVA – Beberapa perusahaan ternama baru-baru ini mengumumkan, bahwa mereka akan memboikot penggunaan Facebook sebagai iklan hingga Juli mendatang. Aksi protes ini dikarenakan, perusahaan Mark Zuckerberg itu dianggap lamban dalam mengatasi pidato kebencian.
Dikutip VIVA Tekno dari situs Business Insider, Senin, 29 Juni 2020, Jumat lalu saham Facebook turun sebanyak delapan persen, mengakibatkan kekayaan Zuckerberg turun hingga US$7 miliar atau sekitar Rp100 triliun.
Boikot tersebut telah membuat para eksekutif mengirim memo kepada pengiklan, berjanji untuk melakukan audit eksternal atas alat dan praktik keselamatan. Facebook juga mengatakan akan memberi label pada unggahan politisi yang melanggar aturan dengan tambahan 'layak diberitakan', sehingga tetap ada di platform.
Baca juga: China-India Memanas, Xiaomi Ganti Logo
Boikot tersebut adalah bentuk sikap merek-merek besar, merupakan respons mereka karena mendapat tekanan dari karyawan dan pelanggan. Namun dilaporkan oleh Lauren Johnson dan Lucia Moses, perusahaan-perusahaan ini sebenarnya tidak banyak menghabiskan uang untuk Facebook.
Pernyataan boikot hanya bersifat sementara dan terlihat tidak terlalu serius. Jadi, ada kemungkinan mereka tetap beriklan setelah Juli. Sebagian besar iklan Facebook berasal dari perusahaan kecil, yang tidak bisa mencabut iklan mereka dari Facebook.
Baca juga: 29 Juni Jadi Tanggal dan Bulan Bersejarah untuk iPhone
"Merek kecil yang bergabung dengan aksi boikot berisiko kehilangan hingga 80 persen pendapatan bulanannya," ujar Devin Whitaker, Director of Perfomance Marketing Ad Agency Good Moose.
Laporan Lauren dan Laucia juga menyebut, pengiklan lebih sedikit mengeluarkan uang untuk iklan di musim panas dan tahun politik, karena penjualan melambat dan ada banyak kegaduhan yang harus ditembus.