Hindari 5 Hal Ini saat Jualan di Instagram
- U-Report
VIVA – Meski berstatus sebagai karyawan, namun banyak yang saat ini juga menjalani profesi sebagai wiraswasta. Hal ini lumrah dilakukan, demi mendapat pemasukan tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Cara paling umum yang dilakukan wiraswasta pemula, yakni dengan menjual barang di media sosial Instagram. Awalnya, platform ini hanya digunakan untuk berbagi foto dan kisah seru saja.
Baca juga: NASA akan Kirim Helikopter ke Dunia Lain
Namanya juga pemula, tentu ada saja kesalahan yang dilakukan dan berdampak pada minimnya orang yang membeli dagangan. Dilansir dari Jumpseller, ada beberapa hal yang harus dihindari ketika berjualan di Instagram, yakni:
Foto kualitas rendah
Foto menjadi daya tarik utama, saat seseorang melihat produk yang ditawarkan. Jika memajang foto seadanya atau kualitasnya kurang baik, maka calon pembeli tidak bisa melihat detail yang dibutuhkan.
Keterangan barang
Jelaskan dengan detail mengenai barang yang dijual. Mulai dari warna, ukuran hingga aksesori yang menyertainya. Ingat, konsumen sangat memperhatikan hal-hal kecil, karena tidak mau salah beli.
Beli pengikut
Meski hal ini bisa mudah dilakukan, namun konsumen juga dapat dengan gampang mengetahuinya. Ingat, mereka membutuhkan penjual yang bisa dipercaya.
Purna jual
Meski barang sudah diterima pembeli, ada baiknya kamu menyediakan waktu untuk memberikan layanan purna jual. Pembeli bakal senang karena dihargai, dan kamu akan mendapatkan pelanggan setia.
Zona nyaman
Saat kamu mulai kewalahan melayani pembeli, itu artinya kamu butuh memperluas toko. Keluar dari zona nyaman dan buka toko online di marketplace. Persaingan memang jadi makin kompetitif, tapi jumlah konsumen juga meningkat drastis.
Seperti yang dilakukan oleh Arif Hidayat, pendiri dari Livehaf. Clothing brand Indonesia ini awalnya hanya menyediakan t-shirt sablon, namun kini sudah berkembang dan menjual tas serta sepatu. Bermula dari Instagram, kini merek tersebut sudah hadir di marketplace.
Ada beberapa trik yang dipraktikkan Arif, agar usahanya diminati konsumen. Mulai dari menggratiskan ongkos kirim se-Indonesia untuk pembelian minimum Rp250 ribu, hingga pengembalian uang apabila konsumen tidak puas.
“Kami menawarkan penukaran size secara gratis jika produk kebesaran atau kekecilan, dan kami memberikan garansi uang 100 persen jika produk yang dipakai tidak cocok. Jadi hampir tidak ada risiko belanja di Livehaf," tuturnya.
Meski situasi sedang sulit, dia tidak berhenti berupaya dan berinovasi. Livehaf berencana memperluas pangsa pasarnya ke pakaian wanita dan melengkapi produk. Keunggulan lain, yakni kualitas Livehaf tidak kalah dengan merek luar negeri, karena beberapa tempat produksinya juga membuat brand luar yang harganya jauh lebih mahal.
“Kami akan membuat tempat produksi sendiri, agar bisa menekan harga. Harapannya, bisa lebih terjangkau di kondisi ekonomi yang tidak menentu,” ujarnya.