Planet Mars Mau Dibom Pakai Nuklir
- fanpop.com
VIVA – Planet Mars mau dibom pakai nuklir yang tujuannya supaya menjadi layak huni bagi manusia. Hal tersebut diungkapkan oleh Pendiri SpaceX dan Tesla, Elon Musk, lewat akun Twitter pribadinya, @elonmusk, pada pertengahan Agustus 2019.
Kala itu, Musk meyakini jika planet merah dihantam bom nuklir, maka lapisan es di kutub planet tetangga Bumi itu dapat mencair dan melepaskan karbondioksida ke atmosfer. Hal itu akan menciptakan efek rumah kaca yang meningkatkan suhu dan tekanan udara ke titik yang mendukung kehidupan manusia.
Sebenarnya, Musk telah tertarik mengirim dan menjatuhkan bom nuklir di Planet Mars sejak 2015. Rencana Musk ini mendapat beragam penolakan. Salah satunya Kepala Badan Antariksa Rusia (Roscosmos), Dmitry Rogozin. Ia mengatakan apa yang ada di benak Musk adalah kedok Amerika Serikat (AS) untuk mengirim bom nuklir ke luar angkasa.
"Ah, itu sih akal-akalan Amerika saja. Mereka sebenarnya mau membawa senjata nuklir ke luar angkasa. Ide itu juga tidak manusiawi yang justru membuat Planet Mars hancur," ungkapnya, seperti dikutip dari situs Daily Mail, Jumat, 29 Mei 2020.
Selain itu, Rogozin menegaskan bahwa hukum internasional jelas-jelas melarang penyebaran senjata di ruang angkasa. Sebelumnya, pada awal bulan ini Musk juga pernah mengungkapkan kalau dirinya membutuhkan 10 ribu hulu ledak nuklir untuk memuluskan rencananya tersebut di Planet Mars.
Senada, konsep menjatuhkan nuklir dinilai memberikan efek buruk terhadap Planet Mars. Hal itu dapat menimbulkan fenomena yang dikenal sebagai 'Musim Dingin Nuklir, serupa dengan dampak asteroid yang membunuh dinosaurus pada zaman purba.
"Bom nuklir akan menghasilkan banyak debu dan sejumlah partikel yang akan menghalangi sinar Matahari yang masuk ke Planet Mars," tutur ilmuwan iklim dari Penn State University, Michael Mann.
Seperti diketahui, Musk mengaku sempat gelisah beberapa jam sebelum kapsul Crew Dragon gagal lepas landas. Saat itu, ia mengaku apabila kapsulnya gagal terbang mengirim astronot ke luar angkasa maka dirinya siap bertanggung jawab.
"Dalam proyek ini saya adalah chief engineer. Jika terjadi kesalahan sedikit pun maka itu kesalahan saya. Nyatanya SpaceX memang gagal terbang," tegas dia, seperti dikutip dari laman Business Insider.
Menurutnya, misi Demo-2 ini menjadi puncak mimpi Musk yang hampir menjadi kenyataan. Ia juga menuturkan hanya ada peluang 1 persen dari pekerjaannya sekarang saat dirinya mulai membangun SpaceX. Namun akhirnya Crew Dragon yang menumpang roket Falcon 9, juga milik SpaceX, gagal lepas landas.