Ternyata Ini Fungsi dari Data Bukalapak yang Bocor
- VIVA/Novina Putri Bestari
VIVA – Isu terjadinya kebocoran data pada e-commerce Bukalapak, dikatakan oleh perusahaan tidak benar. Sebelumnya beredar kabar di forum hacker Raidforums, dijual data pengguna Bukalapak berjumlah hampir 13 juta pengguna.
"Itu adalah apa yang terjadi pada tahun lalu, bukan data aktif database, sudah lama. Kami tidak hapus, kami gunakan untuk suatu kepentingan dan tidak dihapus," ujar CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin dalam konferensi virtual, Rabu 6 Mei 2020.
Rachmat menjelaskan, berada dalam industri digital memang penuh risiko, terutama pada keamanan sibernya. Ibarat tembok, jika dihajar oleh banyak hacker, maka pertahanannya akan runtuh juga.
"Kami sudah bangun temboknya, keamanan sibernya. Terus terang, kami selalu belajar, infrastruktur selalu kami tingkatkan. Kami selalu tinggikan tembok, tutup lubang dan siapkan pasukannya," katanya.
Artinya, kapabilitas dan infrastruktur Bukalapak tidak selalu sempurna, namun mereka selalu berusaha meningkatkan semuanya, menjaga keamanan dan kenyamanan penggunanya.
E-commerce bertaraf unicorn ini telah memastikan, data pribadi penggunanya aman dari gangguan peretas. Ancaman peretasan di industri teknologi memang selalu ada, namun untuk saat ini data penggunanya masih relatif aman.
Soal percobaan peretasan tahun lalu, perusahaan telah menemukan sumbernya dan menguatkan keamanan data. Mereka juga secara interaktif mengingatkan penggunanya soal keamanan, seperti mengganti password secara berkala dan menggunakan keamanan ganda.
"Keamanan user data adalah prioritas kami sehingga dari waktu ke waktu, kami selalu mengimplementasi berbagai upaya demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan para pengguna Bukalapak, serta memastikan data-data pengguna tidak disalahgunakan," tuturnya.