10 Menit Berjemur Bisa Kurangi Risiko Tertular COVID-19

Jalan di pantai sambil berjemur.
Sumber :
  • The Daily News

VIVA – Sejumlah ilmuwan memaparkan bagaimana caranya bisa terhindar dari Virus Corona COVID-19. Mulai dari rajin mencuci tangan hingga menghindari menyentuh wajah. Penelitian baru menyebutkan bahwa 10 menit berjemur bisa mengurangi risiko terjangkitnya virus mematikan ini.

Seperti diketahui, berjemur menjadi salah satu aktivitas yang rutin dilakukan masyarakat di tengah pandemi Corona. Aktivitas berjemur yang dipraktikkan di tengah wabah itu akan membantu tubuh untuk mendapatkan vitamin D.

Ilmuwan bernama Rachel Neale menuturkan vitamin D dapat memperkuat tulang dan melindungi diri dari Virus Corona COVID-19. Namun, penting bagi masyarakat mengetahui kapan waktu terbaik untuk berjemur.

Neale, yang berasal dari dari Brisbane, Australia, seperti dilansir dari laman Mirror, Kamis, 30 April 2020, ini menjelaskan kadar vitamin D yang rendah dalam tubuh akan membuat orang rentan terhadap COVID-19. Oleh sebab itu, ia mengklaim sangat penting bagi tubuh agar terkena sinar Matahari.

"Masuk akal jika kekurangan vitamin D akan meningkatkan risiko gejala COVID-19, atau gejala yang lebih buruk lagi. Vitamin D memiliki efek penting pada sistem kekebalan tubuh," ujarnya.

Dalam sebuah studi pada tahun lalu, ia melakukan pengujian pada 78 ribu peserta. Lalu menemukan seseorang yang kadar vitamin D-nya rendah, dua kali lebih mungkin menderita infeksi pernapasan akut.

Selain itu mereka juga cenderung memiliki waktu sakit yang lama. Vitamin ini akan otomatis diproduksi tubuh saat kita berinteraksi dengan sinar Matahari. Bisa juga ditemukan dalam sejumlah makanan, seperti kuning telur, daging merah dan ikan berminyak.

Neale menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan harian vitamin D, tubuh manusia hanya perlu berjemur selama 10 menit. Atau, jika sulit dilakukan karena adanya penguncian wilayah di sejumlah negara, bisa dengan konsumsi 10 mikrogram vitamin D per hari untuk kesehatan tulang dan otot.

Beberapa penelitian memang menyebut adanya manfaat dari vitamin D di tengah pandemi. Namun Neale mengatakan klaim tersebut belum bisa dibuktikan. "Ada beberapa laporan. Namun tidak ada bukti bahwa vitamin D bisa menjadi solusinya," kata dia.