Pelaku Zoombombing Bisa Dilaporkan, Fiturnya Tersedia Saat Ramadan

Zoombombing.
Sumber :
  • TechCrunch

VIVA – Pelaku zoombombing atau aksi penyusupan di tengah telekonferensi, kini bisa dilaporkan melalui fitur yang disediakan oleh Aplikasi Zoom. Fitur pelaporan yang saat ini masih dalam pembaruan itu akan tersedia dan dirilis pada 26 April mendatang, atau saat umat Muslim melaksanakan puasa Ramadan.

Zoom akan menambahkan fitur pelaporan yang tujuannya membuat zoombombing tak mengganggu rapat online lagi. Platform konferensi video ini segera merilis cara agar host bisa melaporkan para tamu yang tak diundang tersebut.

"Fitur ini menghadirkan laporan yang dikirim langsung ke tim Trust and Safety Zoom untuk mengevaluasi setiap penyalahgunaan platform dan memblokir pengguna jika dirasa perlu," ungkap Zoom dikutip laman The Verge, Rabu, 22 April 2020.

Zoombombing menjadi salah satu masalah aplikasi tersebut setelah diterpa isu celah keamanan beberapa waktu lalu. Penyusup, biasanya membagikan konten tidak senonoh atau bernada ancaman kepada peserta telekonferensi. Alhasil, mereka akhirnya mengetatkan platform dengan membuat sejumlah langkah.

Untuk mencegah kehadiran zoombombing, mereka telah mengaktifkan kata sandi dan ruang tunggu secara default untuk para pengguna gratis dan lisensi tunggal (single license) pada pembayaran termurah Aplikasi Zoom. Langkah ini sudah berjalan sejak 5 April lalu.

Kemudian, pada 8 April, Zoom juga menghapus Meeting ID dari kolom judul meeting. Sebelumnya, mereka membagikan screenshots dari rapat di media sosial bisa mengekspos Meeting ID. Cara membagikan Meeting ID di media sosial yang berpotensi untuk membuat para pelaku Zoombombing bisa masuk ke ruang rapat.

Menyoal celah keamanan Zoom, pakar media sosial, Ismail Fahmi, mengatakan platform tersebut sudah aman namun hanya penyelenggara acara yang kurang teredukasi. Hal itu karena mereka membagikan ID dan password secara sembarangan bahkan hingga ke media sosial.

"Jadi sebenarnya bukan Zoom yang berbahaya, melainkan penggunanya yang tidak teredukasi. Seharusnya melakukan diskusi atau seminar online kan SOP-nya harus sama seperti offline. Peserta harus registrasi baru kemudian dikasih kuncinya. Kasih peringatan juga ke mereka untuk tidak memberi kuncinya ke orang lain," tegas Ismail.