COVID-19 Bikin Aplikasi Zoom Laku, tapi Mereka Berbuat Culas
- Dok. Istimewa
VIVA – Aktivitas bekerja dan belajar di rumah selama wabah Virus Corona COVID-19 melambungkan nama platform video conference. Sebut saja Google Hangouts, Duo, dan Zoom yang banyak digunakan untuk melakukan pertemuan jarak jauh selama work from home diberlakukan.
Namun, ternyata aplikasi Zoom yang banyak digunakan itu telah menimbulkan kekhawatiran. Menurut laporan Motherboard, Selasa, 31 Maret 2020, platform itu mengirimkan analitik data ke Facebook meskipun pengguna tidak memiliki akun media sosial tersebut.
Saat membuka aplikasi di ponsel, Zoom terhubung dengan Facebook Graph API. Ini merupakan metode di mana pengembang pihak ketiga mengirimkan atau menerima daya dari Facebook dan tidak ada indikasi praktik tersebut terjadi.
Pengguna yang terpengaruh bukan hanya yang memiliki akun Facebook. Aplikasi Zoom mengirim analitik data ke Facebook karena menggunakan software development kit (SDK) Facebook untuk beroperasi.
Sebenarnya bukan sesuatu yang mengejutkan karena faktanya memang banyak perusahaan yang menggunakan SDK Facebook untuk memiliki fitur tambahan, atau membuatnya lebih mudah terhubung dengan Facebook maupun media sosial lainnya.
Dalam kebijakan privasi, Zoom mengatakan akan mengumumpulkan informasi profil Facebook pengguna saat menggunakan akun Facebook untuk login atau membuat akun. Namun platform itu tidak menyatakan mengirimkan data kepada Facebook yang tidak memiliki akun Facebook ataupun tidak login.
Parahnya, informasi yang diluncurkan adalah tentang perangkat mana yang digunakan, data lokasi, dan operator telepon. Semua data-data ini bisa digunakan untuk target pemasaran iklan Facebook.
Melansir situs Business Insider, atas tindakannya ini, Zoom juga baru saja disurati kantor Kejaksaan Agung New York di Amerika Serikat. Platform itu dibombardir pertanyaan soal kepastian keamanan untuk menangani lonjakan penggunaan yang besar.
Zoom mengaku telah mengonfirmasi jika telah menerima surat tersebut, dan akan memberikan informasi yang diminta.
"Kami memperlakukan privasi, keamanan, dan kepercayaan pengguna dengan sangat serius. Kami menghargai keterlibatan Jaksa Agung New York dalam masalah ini. Kami sangat senang memberikan informasi yang diinginkan," kata Zoom.
Virus Corona COVID-19 yang menyebar secara cepat membuat beberapa pemerintah di dunia menerapkan kebijakan social distancing hingga lockdown. Oleh sebab itu, pengguna internet di dunia semakin banyak dan penting untuk mereka memahami dan mengetahui hak serta risiko privasi.
"Saya pikir pada akhirnya pengguna akan memutuskan bagaimana perasaan mereka saat mengetahui hal ini, meskipun tidak ada bukti data sensitif yang dibagikan dalam versi saat ini," kata peneliti iOS, Will Strafach.