Ilmuwan Sebut Manusia Sudah Berbohong Sejak Kecil

Orang sedang berbohong.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Mayoritas orang merayakan 1 April dengan mengerjai atau pun berbohong kepada seseorang. Perayaan ini akan berakhir dengan pengakuan bahwa semuanya bagian dari April Mop.

Namun tahukah kamu kalau berbohong ternyata bagian dari kehidupan manusia. Penelitian menunjukkan jika seseorang semakin mudah berbohong maka semakin besar pula kemungkinan akan melakukannya lagi di masa depan.

"Yang berbahaya dari berbohong itu adalah orang tidak mengerti bagaimana tindakan itu mengubah kita," kata Psikolog perilaku, Dan Ariely, dikutip dari situs Washington Post, Selasa, 31 Maret 2020.

Ia juga mencatat jika anak-anak mulai berbohong sejak usia 2 tahun. Sejumlah ahli menganggap jika berbohong sebagai bagian dari perkembangan manusia itu sendiri, seperti halnya merangkak maupun berjalan.

Para ahli bahkan menyebut kalau berbohong membutuhkan perencanaan, perhatian, dan kemampuan untuk melihat situasi dari perspektif orang lain.

Namun, untuk sebagian besar orang, melakukan kebohongan menjadi terbatas karena tumbuhnya rasa moralitas dan kemampuan untuk mengatur diri sendiri.

Sebuah studi tahun 2010 tentang prevelansi kebohongan di Amerika Serikat (AS) menemukan dalam periode 24 jam kebanyakan orang dewasa melaporkan tidak berbohong.

Setengah dari kebohongan dalam studi tersebut hanya berasal dari 5 persen peserta. Dalam laporan itu juga terungkap jika kebanyakan orang menghindari berbohong jika bisa.

Mereka akan mengubahnya menjadi penipuan ketika kebenaran menjadi sulit diungkapkan. Ahli Saraf Kognitif dari Universitas Harvard, Joshua Greene, mengatakan mayoritas manusia yang melakukan kebohongan ternyata membutuhkan usaha.

Dalam penelitiannya, ia mengungkapkan subjek studi dengan kesempatan untuk mendapatkan uang sambil memeriksa fungsi otak mereka menggunakan mesin MRI, yang memetakan aliran darah ke bagian aktif otak.

"Beberapa orang mengatakan kebenaran secara instan dan insting. Namun yang lain memilih untuk berbohong dan menunjukkan peningkatan aktivitas dalam jaringan kontrol parietal, yang berarti melibatkan pemikiran sulit atau kompleks," jelas Greene.