Mata Merah Bisa Jadi Terpapar Virus Corona
- Medical News Today
VIVA – Dari demam hingga batuk kering. Virus Corona COVID-19 diketahui memiliki sejumlah efek samping yang buruk. Seorang perawat telah memperingatkan gejala baru seseorang yang terinfeksi Corona adalah mata merah.
Dikutip dari situs Mirror, Jumat, 27 Maret 2020, perawat di Life Care Center, Washington, Amerika Serikat, bernama Chelsey Earnest mengklaim bahwa kondisi mata yang merah adalah tanda paling penting bahwa orang tersebut terinfeksi COVID-19.
"Mereka memiliki kondisi mata seperti alergi. Bagian putih di dalam mata tidak merah, namun mereka memiliki bayangan mata merah di bagian luar mata mereka," ujar Chelsey.
Peringatan ini datang tak lama setelah ahli mengungkap bahwa mata merah muda atau konjungtivitis ada pada satu sampai tiga persen pasien positif COVID-19.
Namun, jika bertemu seseorang dengan mata merah jambu jangan dulu panik, karena belum tentu mereka terjangkit Corona.
"Para pejabat di Kementerian Kesehatan percaya bahwa gejala ini angkanya hanya satu hingga tiga persen orang dengan Virus Corona," ungkap Peneliti American Academy of Ophtalmology, Sonal Tuli.
Faktanya, Corona bisa menyebar jika cairan pada mata tersebut disentuh atau mengenai benda-benda di sekitarnya. Tuli mengingatkan bahwa tindakan pencegahan dengan akal sehat perlu dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran wabah ini.
"Jadi sering-sering lah cuci tangan. Ikuti juga tata cara membersihkan lensa kontak yang baik dan hindari menyentuh atau menggosok hidung, mulut, terutama mata," tuturnya, mengingatkan.
Seperti diketahui, dua puluh empat hari berlalu, tepatnya 3 Maret 2020, sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga negara Indonesia (WNI) dinyatakan positif Virus Corona COVID-19 di Tanah Air. Kini, kasus infeksi positif Corona di Indonesia terus bertambah.
Mungkin saat ini Anda bertanya-tanya, ketika negara lain sudah memberlakukan karantina wilayah atau bahkan karantina untuk seantero negerinya sampai memberikan sanksi bagi yang melanggar, mengapa Indonesia sampai saat ini belum mengambil opsi ini untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19?
Presiden Joko Widodo sebelumnya telah mengungkapkan alasan pemerintah tidak memilih opsi lockdown untuk menghambat penyebaran Virus Corona.
Menurutnya, setiap negara memiliki karakter, budaya dan kedisiplinan yang berbeda-beda, sehingga yang paling cocok untuk diterapkan di Tanah Air adalah social distancing atau menjaga jarak aman secara fisik dari kerumunan sosial.
Ia sadar bahwa imbauan ini membutuhkan kedisiplinan dari masyarakat agar penyebaran Virus Corona COVID-19 dapat dicegah.