Ramadan Tahun Ini akan Berbeda akibat Virus Corona

Umat muslim menunaikan ibadah shalat tarawih pertama bulan Ramadan 1440 H di Masjid Pondok Pesantren Assalam, Pabelan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu, 5 Mei 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

VIVA – Bulan Suci Ramadan 2020/1441 Hijriah tidak lama lagi akan tiba. Namun sepertinya akan banyak perubahan tren karena Indonesia menjadi salah satu negara yang tengah memerangi Virus Corona (COVID-19).

Di tengah situasi pelik saat ini, Facebook Indonesia mengatakan pebisnis besar maupun kecil harus mengambil beberapa langkah agar bisa menempatkan bisnis di posisi yang tepat.

"Kami sadar kondisi sekarang berubah, dan ada perubahan di perilaku konsumen. Studi yang baru-baru ini kita lakukan sepanjang bulan Februari 2020 menghasilkan 52 persen masyarakat telah mengurangi kegiatan yang bersifat hiburan," ujar Head of Marketing Facebook Indonesia, Hilda Kitty di Jakarta, Kamis, 26 Maret 2020.

Masih studi yang sama, Hilda mengaku, berdasarkan laporan Kantar juga menunjukkan bahwa 48 persen responden lebih sering membeli produk kebersihan, nutrisi, dan kesehatan. Ia memperkirakan saat ini persentase angkanya semakin meningkat karena gerakan social distancing atau menjaga jarak sudah banyak diterapkan di dunia.

Kemudian, pembelian melalui jalur online angkanya meningkat 20 persen pada minggu terakhir Februari, di mana pembelian makanan secara online disebutkan 14 persen lebih tinggi pada periode yang sama.

"Pada kondisi seperti sekarang alangkah baiknya bisnis menekankan kegiatan branding, menunjukkan dukungan kegiatan yang telah digalakkan pemerintah, serta kepedulian bahwa mereka juga melakukan sterilisasi dan mendukung kebersihan agar konsumen tetap merasa aman," jelas Hilda.

Riset yang mereka lakukan tahun lalu, atau ketika Ramadan, yang banyak dibeli adalah makanan, minuman, fesyen, dan travel. Sementara, menurut studi yang berjudul COVID-19 Impact on the Asian Consumer Perception and Behaviour ada peningkatan signifikan pada produk kesehatan.

"Kemungkinan yang paling berpengaruh negatif adalah bisnis travel," tegas Hilda. Ia pun meyakini akan ada perubahan tren soal produk apa yang dicari konsumen pada Ramadan tahun ini, di tengah kondisi memerangi COVID-19.

"Meski begitu bisnis fesyen dipastikan tetap bisa bertahan. Sedangkan produk kesehatan diperkirakan akan ada peningkatan akibat permintaannya yang terus melonjak," ungkap Hilda.