Terungkap Cara Virus Corona 'Bajak' Sel Pernapasan Manusia
- U-Report
VIVA – Para ilmuwan berhasil mengungkap bagaimana virus corona COVID-19 menginfeksi sel-sel pernapasan pada manusia dan membajaknya.
Temuan oleh para peneliti di Westlake University di Hangzhou dan University of Texas ini penting, karena membantu memahami bagaimana virus ini merusak sel, juga mempercepat upaya untuk mengembangkan vaksin pembendung epidemi.
Dilansir Fox News, Senin 16 Maret 2020 untuk menginfeksi inang manusia, virus harus dapat masuk ke sel individu seseorang. Virus menggunakan mesin-mesin sel untuk menghasilkan salinan dari virus itu sendiri, yang kemudian menyebar ke sel-sel baru.
Pada 19 Februari dalam jurnal Science, para ilmuwan Texas mengidentidikasi kunci molekuler kecil yang memberikan jalan masuk bagi virus ke dalam sel. Kunci ini disebut spike protein atau protein lonjakan.
Rekan peneliti Qiang Zhou dan timnya di Hangzhou kemudian memecahkan sisa teka-teki, untuk menemukan cara kerja protein lonjakan. Tim itu kemudian menerbitkan temuannya di Science pada 4 Maret.
Ilmuwan di China kemudian menggunakan alat yang disebut cryo-electron microscopy yang menggunakan sampel sangat beku dan berkas elektron, untuk menangkap gambar dari struktur terkecil dan molekul biologis.
Mereka menemukan bahwa virus baru yang dikenal sebagai COVID-19 memiliki pola pengikatan yang cukup mirip dengan virus corona yang menyebabkan wabah SARS pada 2003.
Namun, perbedaan asam amino yang mengikat virus ke sel reseptor telah terdeteksi, sehingga dapat mengarah pada pengembangan obat antivirus yang berpotensi menghentikan coronavirus.
Sementara itu, temuan ini juga muncul ketika tim ilmuwan Kanada berhasil mengisolasi dan mereplikasi coronavirus. Peneliti dari Sunnybrook Research Institute di Toronto membuat terobosan di laboratorium menggunakan sampel yang diambil dari dua pasien virus corona Kanada.
Pada saat yang sama, delapan lembaga penelitian di China sedang mengerjakan pendekatan untuk inokulasi dalam upaya untuk mengekang pandemi.
Pejabat di China mengatakan mereka dapat menghasilkan vaksin yang siap untuk situasi darurat dan uji klinis segera bulan depan.
Sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS memperkirakan bahwa vaksin untuk penggunaan umum kemungkinan dapat diluncurkan 12 hingga 18 bulan lagi.