Aji Mumpung, Pabrik Pembuat iPhone Jualan Masker Wajah Virus Corona

Pekerja Foxconn
Sumber :
  • Foxconn

VIVA – Meluasnya Virus Corona ternyata dimanfaatkan oleh pabrik manufaktur perangkat iPhone, Foxconn, untuk jualan masker wajah guna menangkal wabah mematikan itu. Foxconn memutuskan melakukan langkah yang tak biasa, dengan mengganti produksi dari iPhone menjadi masker wajah.

Dikutip dari situs The Guardian, Senin, 2 Maret 2020, Foxconn juga mendorong agar pemerintah mengizinkan pembukaan kembali jalur produksi elektronik yang ditutup akibat Virus Corona. Mewabahnya virus ini menimbulkan lonjakan pasar terhadap masker wajah.

Bahkan, tingginya lonjakan permintaan masker wajah ini mengakibatkan kekurangan pasokan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Apabila ada, pedagang mengatrol harga masker wajah akibat tingginya permintaan.

"Kami menargetkan untuk memproduksi dua juta masker wajah per hari. Dalam perang melawan epidemi ini setiap detiknya menjadi penting. Semakin cepat kita mengambil tindakan maka semakin cepat juga kita bisa mencegah virus dan bisa menyelamatkan nyawa," demikian keterangan resmi Foxconn.

Tak hanya itu, mereka juga meminta izin untuk dibuka kembali jalur produksi pembuatan elektronik yang telah ditutup akibat Virus Corona. Selain iPhone, Foxconn juga membuat iPad, Amazon Kindle, dan PlayStation.

Foxconn mengaku sudah melakukan uji produksi masker wajah di Shenzhen, China Selatan. Awalnya, pembuatan masker wajah untuk melindungi pekerjanya dari infeksi.

"Hal ini menjadi tanggung jawab sosial kita. Setelah produksi penuh dimulai. Kita akan memberikan masker wajah ini kepada orang-orang di luar perusahaan," jelasnya.

Kemudian, mereka juga akan menggunakan alat pengukur suhu inframerah generasi baru di pabrik untuk mendeteksi Virus Corona kepada seluruh karyawannya. Seperti perusahaan lain, Foxconn menanggapi wabah dengan menutup sebagian besar operasinya selama liburan Tahun Baru Imlek.

Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, pabrik tetap beroperasi selama liburan. Foxconn kemudian meminta izin pihak berwenang untuk memulai kembali operasional pabrik yang ditutup.

Permintaan itu menanggapi kekhawatiran terhadap penutupan pabrik dan pembatasan perjalanan di seluruh China akan berdampak besar pada pasokan barang di seluruh dunia.