Bahaya Ganda Vape: Merusak Kesehatan dan Bisa Meledak
- Shamieh Law
VIVA – Vape atau rokok elektrik tidak hanya berbahaya untuk kesehatan, tetapi juga bisa meledak. Sama seperti kasus yang terjadi pada ponsel, panas berlebihan pada vape bisa menyebabkan terjadinya ledakan.
Badan Keamanan dan Standar Produk (OPSS) Inggris telah memperingatkan tentang bahaya salah isi daya atau ngecas rokok elektrik atau vape setelah makin meningkatnya jumlah orang yang menggunakan perangkat tersebut sebagai pengganti rokok konvensional.
"Kami mengimbau kepada seluruh pengguna vape agar menggunakan pengisi daya dan baterai yang direkomendasikan oleh pabrik di perangkat mereka. Ini untuk mencegah kekhawatiran akan adanya potensi ledakan yang menyebabkan kebakaran," demikian keterangan resmi OPSS, seperti dikutip dari Mirror, Selasa, 18 Februari 2020.
Bekerja sama dengan Chartered Trading Standards Institute (CTSI), OPSS telah meluncurkan kampanye untuk mendorong keamanan baterai menyusul insiden langka dari vape yang meledak atau menyebabkan kebakaran yang berpotensi dari baterai pengisi daya.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan baterai rokok elektrik meledak. Beberapa di antaranya karena pemakaian yang terlalu sering atau membiarkan baterai terus tersambung ke listrik, padahal sudah terisi penuh.
Penggunaan yang tidak sesuai aturan, seperti menggunakan carger yang tidak sesuai, akan mengakibatkan pada panas berlebihan pada perangkat elektrik ini. Meskipun ada beberapa produsen yang menawarkan proteksi terhadap panas yang berlebihan, namun tidak menutup kemungkinan ledakan masih bisa terjadi.
Selain itu, kegagalan dalam produksi vape juga bisa jadi penyebab rokok elektrik yang Anda gunakan meledak. Baterai vape berjenis lithium-ion. Jenis ini termasuk baik untuk portable devices, atau yang mudah untuk dibawa-bawa. Jenis baterai ini juga umumnya ditemui pada ponsel.
Sebenarnya, baterai jenis ini cukup aman digunakan dan jarang ditemukan terbakar atau meledak. Namun, pada vape lithium-ion memiliki struktur yang berbeda, yaitu berbentuk silinder. Ketika penyegel baterai pecah, tekanan pada vape silinder meningkat. Karena kegagalan baterai dan kontainer, maka ledakan pun bisa terjadi.
Selain itu, mayoritas vape memakai daya baterai 18650. Karena itu, pengguna rokok elektrik didesak untuk hanya menggunakan pengisi daya yang disediakan pada perangkatnya, bukan pengisi daya ponsel.
"Masalah akan muncul ketika baterai yang tidak sesuai digunakan, baik oleh pengecer atau ketika konsumen melakukan penggantian. Sayangnya, banyak konsumen mencari baterai jenis ini karena alasan murah," tutur OPSS.
Mereka menegaskan bahwa pengguna vape tidak boleh mengisi daya atau ngecas perangkat dalam semalam dan perlu melindungi baterai dari suhu ekstrem sambil memeriksa kerusakan secara teratur.
"Banyak baterai 18650 tidak dirancang untuk digunakan dalam vape dan beberapa produsen menyatakan bahwa desain baterai 18650 mereka tidak dimaksudkan untuk digunakan pada perangkat genggam berdaya tinggi. Kalau baterai sudah penuh maka carger harus dicabut dan jauhkan dari benda logam yang memicu korsleting," tegas OPSS.