Driver Gojek Terbukti Pakai Aplikasi Tuyul

Gojek.
Sumber :
  • The Straits Times

VIVA – Tuyul juga ada di Singapura. Tapi bukan tuyul makhluk ghaib, melainkan aplikasi tuyul atau fake global positioning system (GPS) yang dipakai layanan transportasi online. Mitra pengemudi atau driver Gojek di negara tetangga Indonesia ini terbukti melakukan manipulasi sistem dengan memakai aplikasi Gojek yang telah dimodifikasi (tuyul / fake GPS).

Mengutip situs Straits Times, Kamis, 30 Januari 2020, aplikasi tersebut dipakai untuk meraup order fiktif atau tuyul. Alhasil, Gojek Singapura harus menangguhkan 120 akun driver yang terbukti memakai fake GPS. Praktik order fiktif semacam ini sebelumnya juga marak dilakukan oleh oknum driver Gojek di Indonesia.

Kecurangan yang dilakukan oknum driver Gojek Singapura itu antara lain memanipulasi proses verifikasi, memalsukan lokasi, hingga melihat data pribadi pelanggan. Untuk mendapat aplikasi modifikasi tersebut, masing-masing driver harus membayar S$300 atau sekitar Rp3 juta.

Adapun di Indonesia, aplikasi Gojek yang sudah dimodifikasi harganya antara Rp100 ribu hingga Rp250 ribu untuk pendaftaran satu kali, dan kena biaya lagi Rp50 ribu hingga Rp150 ribu per bulannya.

Manajer Umum Gojek Singapura, Lien Choong Luen mengatakan, driver yang memakai aplikasi tuyul merupakan pelanggaran berdasarkan undang-undang yang berlaku di Singapura.

Ia mengingatkan bagi pelaku yang memodifikasi materi komputer tanpa otorisasi dapat didenda sebesar S$10 ribu (Rp100 juta) atau penjara hingga tiga tahun, atau keduanya.

Lalu, apabila modifikasi aplikasi menyebabkan kerusakan seperti ancaman terhadap keselamatan publik, pelaku dapat didenda hingga S$50 ribu (Rp500 juta), atau dipenjara hingga tujuh tahun, atau keduanya.

"Kami mengambil tindakan cepat terhadap driver yang ketahuan menggunakan aplikasi tuyul. Kami mengimbau kepada seluruh driver Gojek supaya menegakkan kejujuran serta bekerja dengan tulus dan ikhlas," jelas Lien.

Ia juga menuturkan, trik curang yang dilakukan driver Gojek juga dapat mengorbankan keamanan aplikasi, seperti malware yang bisa menyusup, karena fungsi keamanan telah dimatikan. Aplikasi Gojek yang telah dimodifikasi (tuyul / fake GPS) ini diduga disebar oleh sindikat yang beroperasi di Asia Tenggara.