Sangarnya Kapal Selam KRI Alugoro dan Scorpene Bisa Duet di Natuna
- ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
VIVA – Kapal selam pertama buatan Indonesia, Alugoro, diketahui sukses uji coba menyelam di kedalaman hingga 250 meter. Sementara Scorpene, kapal selam asal Prancis, bikin Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto kesengsem lantaran kedigdayaannya. Alangkah sangarnya jika kapal selam buatan Indonesia dan Prancis ini duet menjaga Laut Natuna.
Seperti diketahui, semua informasi tentang kapal selam sifatnya rahasia. Kapal selam punya kelebihan senjata mematikan seperti meriam kanon, torpedo, rudal antipesawat, anti kapal permukaan, bahkan rudal balistik antarbenua. Semuanya bisa meluncur secara diam-diam bak siluman.
Itulah mengapa sejumlah negara berlomba-lomba memperbanyak armada kapal selam. Salah satunya Indonesia. Adanya potensi ketidakstabilan di Laut China Selatan, termasuk Natuna, yang dimotori China mendorong Indonesia untuk tetap bersiaga.
Laut Indonesia yang luas sebelumnya hanya dijaga dua unit kapal selam. Itu pun sudah uzur. Keduanya KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402. Ini adalah kapal selam Kelas U-209/1300 buatan Jerman. Perlahan tapi pasti, armada kapal selam TNI AL bertambah tiga unit.
Ketiganya yaitu KRI Nagapasa 403, KRI Ardadedali 404, dan KRI Alugoro 405. Dua dari tiga kapal selam ini sudah terlebih dahulu meluncur, yakni KRI Nagapasa 403 dan KRI Ardadedali 404. Jika ditelisik lebih dalam lagi, KRI Alugoro memiliki teknologi lebih canggih dibandingkan dua kapal selam lainnya.
Kapal selam ini memiliki spesifikasi panjang 61,3 meter dengan kecepatan maksimal saat menyelam hingga 21 knot dan kecepatan maksimal di permukaan 12 knot, serta mampu membawa 40 kru. KRI Alugoro adalah kapal selam jenis "Diesel Electric Submarine U209/1400" (KSDE U209 Chang Bogo Class).
Biasanya, kapal dengan tipe U209/1400 dilengkapi dengan torpedo tube 8x533-mm sebanyak 14 torpedo, serta dapat juga memakai torpedo SUT (Surface and Underwater Target).
Kehebatan lain dari KRI Alugoro yakni memiliki kemampuan jelajah hingga 50 hari dan didesain life time atau usia mencapai 30 tahun. Sementara bobot kapal selam adalah sebesar 1.460 ton saat muncul di permukaan, dan bobot 1.596 ton ketika menyelam dibawah permukaan.
Bagaimana dengan kapal selam Scorpene? Kabar menyeruak ketika Menhan Prabowo Subianto berniat membeli empat unit kapal selam buatan pabrikan Direction des Constructions Navales (DCN) Prancis itu. Tak salah jika mantan danjen Kopassus TNI AD ini memilih Scorpene.
Berdasarkan data yang diolah VIVA, Scorpene adalah kapal selam kelas diesel electric attack yang dilengkapi dengan propulsi diesel dan propulsi udara-independen tambahan (Air Independent Propulsion/AIP). Kapal selam ini dikembangkan berdasarkan kapal selam nuklir Kelas Amethyste milik Angkatan Laut Prancis.
Kapal selam Scrorpene juga mampu membawa 30 ranjau laut dan melaju 20 knots (37 kilometer/jam) di dalam air dan 12 knots (22 kilometer/jam) di permukaan. Scorpene memang dibangun secara khusus untuk ekspor dan menggunakan sistem tempur Submarine Tantical Integrated Combat System (SUBTICS).
Sistem ini juga diterapkan pada kapal selam nuklir AL Prancis. Scorpene terdiri dari empat varian yakni CM-2000 (61,7 meter) AM-2000 (70 meter), CA-2000, dan S-BR (75 meter). CM-2000 sendiri merupakan kapal selam diesel listrik konvensional.
Sementara AM-2000 sudah menggunakan AIP yang membuatnya lebih tahan lama menyelam dan versi modifikasi dari sistem porpulsi nuklir Prancis dengan menggunakan campuran ethanol dan oksigen cair berbahan radioaktif.
Sementara itu, CA-2000 lebih kecil ukurannya karena memang difungsikan untuk menjaga pantai. Terakhir, Prancis membangun Scorpene 1000 (50 meter) atau juga dikenal dengan Mini Scorpene. Adapun Scorpene CA-2000 menggunakan uap bahan bakar untuk menggerakkan turbin dan hasilkan listrik.
Dengan begitu, kapal selam ini dapat menyelam selama tiga minggu. Soal senjata, Scorpene punya enam tabung peluncur torpedo 533 mm yang bisa meluncurkan torpedo kelas berat Black Shark atau rudal anti kapal Exocet SM.39.