Mampukah Duet F-16 Viper dan Su-35 TNI AU 'Gebuk' China dan Singapura?

Jet tempur TNI AU siap-siap atraksi di Pangkalan Udara.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Siswowidodo

VIVA – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) berencana mau menduetkan F-16 Viper buatan Amerika Serikat (AS) dan Sukhoi Su-35 besutan Rusia. Hal ini lantaran adanya ancaman nyata yang datang dari China dan Singapura.

Berdasarkan data yang diolah VIVA, Senin, 13 Januari 2020, untuk wilayah laut, TNI AU akan berhadapan dengan jet-jet tempur China yang berupaya menerobos Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di perairan Natuna, yang merupakan wilayah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Salah satu jet tempur yang harus diwaspadai adalah J-15 Flying Shark (Hiu Terbang). Jet tempur tiruan Sukhoi Su-33 milik Rusia itu resmi beroperasi di atas geladak Kapal Induk kedua China Shandong pada akhir tahun lalu.

Baca: Pesawat tempur pilihan TNI AU

Kapal induk kedua milik negeri Tirai Bambu ini bermarkas di Pangkalan Angkatan Laut Yulin, di Pulau Hainan. Lokasi pulau ini sangat strategis karena dekat dengan Laut China Selatan, termasuk perairan Natuna. Yang bikin takjub bahwa Shandong mampu mengangkut dua skuadron atau 24 unit jet tempur J-15.

Jet tempur J-15 adalah pesawat tempur generasi keempat yang juga buatan dalam negeri China yang pertama kali terbang pada 31 Agustus 2009. Pesawat tempur ini telah diujicobakan untuk mendarat (landing) dan terbang (take-off) di atas Kapal Induk Pertama China Liaoning dan berhasil.

Kemudian, negera mini Singapura baru-baru ini resmi membeli jet tempur siluman F-35B milik Amerika Serikat (AS). Tetangga Indonesia itu membeli 12 unit atau 1 skuadron jet tempur generasi kelima ini atas izin kongres dan pemerintah AS yang nilainya mencapai US$2,75 miliar atau Rp37,3 triliun.

Artinya, Singapura menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki jet tempur siluman yang akan berkeliaran sangat dekat dengan wilayah udara Indonesia. Harga jet tempur F-35B adalah US$115,5 juta per unit, lebih mahal dibandingkan dengan varian A yang dibanderol US$89,2 juta.

Model F-35B dirancang untuk lepas landas di landasan pendek dan pendaratan vertikal. Singapura biasanya membeli pesawat tempurnya dalam jumlah kecil. Jika negara bergerak maju dengan membeli F-35, kemungkinan akan menggunakan jet-jet itu untuk mulai mengganti armada 60 pesawat tempur Lockheed Martin F-16C/D Blok 52/52 Plus, dan pesanan F-35 lebih lanjut kemungkinan akan dilakukan.

Selanjutnya, jet tempur F-16 Block 72 Viper dan Sukhoi Su-35. Kedua merupakan pesawat tempur generasi 4,5. Lantas, seberapa canggih F-16 Viper dan Sukhoi Su-35? F-16 Block 72 Viper adalah versi terbaru dari seri pesawat tempur F-16 dan merupakan versi paling mutakhir yang pernah diproduksi Lockheed Martin.

Beberapa kelebihan yang dimiliki seri ini adalah radar Active Electronically Scanned Array (AESA). Perangkat lunak atau software yang digunakan hampir sama dengan F-22 dan F-35. Radar ini memungkinkan pilot mendeteksi secara detail posisi lawannya dalam segala kondisi.

Sementara, Sukhoi Su-35 merupakan pengembangan tercanggih dari generasi Flanker Su-27. Karena, sudah memiliki armada Su-27 dan Su-30, maka TNI AU tidak akan kesulitan dari segi perawatan dan pilot yang mengawakinya.

Sukhoi Su-35 diproyeksikan menjadi heavy fighter alias penempur kelas berat TNI AU. Memiliki kelebihan pada kemampuan tempur, daya jelajah dan daya angkut persenjataan yang sangat besar. TNI AU diketahui memboyong satu skuadron Su-35 dan dua skuadron F-16 Viper, merupakan bagian dari rencana strategis (renstra) pada 2020-2024.