Gandeng Netflix, Langkah Menteri Nadiem Dianggap Kebobolan
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Netflix telah mendapatkan angin segar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lewat kerja sama yang dilakukan. Kerja sama yang dimaksud berupa pengembangan sumber daya manusia atau SDM di bidang perfilman.
Namun, langkah yang diambil oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim itu dianggap bukanlah sebuah terobosan baru, melainkan kebobolan. Hal ini diungkap oleh Direktur Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, di Jakarta, Sabtu, 11 Januari 2020.
Menurut dia, seharusnya Kemendikbud dan beberapa pihak lokal yang ikut membuka kerja sama itu, bisa membuat platform sendiri. Hal tersebut, sama seperti saat Nadiem membangun Gojek.
“Kalau hanya gabung ke Netflix, tak perlu lulusan Harvard yang menjadi menteri. Teman-teman Youtuber yang pendidikannya hanya sampai daerah bisa. Ini bukan terobosan, melainkan kebobolan. Apalagi pemerintah masih kesulitan mengejar pajak platform OTT, termasuk Netflix,” ujar Heru.
Selain itu, Heru menganggap jika ‘Mas Menteri’ Nadiem sudah melanggar sejumlah regulasi yang seharusnya dijalankan oleh platform itu untuk berbisnis di Indonesia. Heru menganggap kerja sama ini hanyalah gimmick marketing.
Sebagai seorang pejabat publik, bukan pengusaha, harusnya berkoordinasi lebih dulu dengan Menkominfo, Menkeu atau Menparekraf, yang menginginkan Netflix lebih dulu memenuhi kewajiban sebelum berbisnis di Indonesia.
Salah satu regulasi yang harus dipatuhi adalah status badan hukum Netflix di Indonesia, sesuai PP Perdagangan Melalui Sistem Elektronik No. 80/2019 yang baru. Dikatakan bahwa perusahaan harus memiliki badan usaha tetap di Indonesia.
“Selain badan usaha tetap, harus merekrut sekian orang Indonesia sebagai karyawan. Dan harus ada kewajiban memberi ruang bagi film, video atau karya kreatif orang Indonesia. Ini lebih baik dilakukan dengan membuat platform sendiri, buatan anak bangsa dibanding pakai platform luar,” kata Heru.
Beberapa hari lalu Netflix mengumumkan investasinya sebesar US$1 juta atau sekitar Rp14 miliar di Indonesia. Investasi ini akan digunakan untuk beberapa inisiatif, salah satunya membawa insan perfilman mengikuti program 'Script to Screen' di Hollywood.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengatakan, Netflix akan mengirim 10 penulis skrip. Di sana mereka akan berinteraksi dengan tim kreatif Netflix dan komunitas kreatif global.