Gak Nyangka, Indonesia Punya Banyak Talenta untuk Olahraga Elektronik
- Viva.co.id/ Misrohatun
VIVA – Olahraga elektronik atau eSports menjadi tren baru di Tanah Air. Hal ini bisa dilihat dari munculnya kompetisi di cabang olahraga baru tersebut, salah satunya adalah Grand Final UniPin Southeast Asia Cyber Arena (SEACA) 2019.
Dalam turnamen eSports ini, talenta muda Indonesia akan bertanding bukan hanya dengan tim senegara, tetapi juga melibatkan negara-negara di Asia Tenggara. Tim yang bertanding bukan hanya berasal dari klub eSports profesional saja, namun juga dari pemain amatir atau pemula.
"Jadi ketika mereka bertanding disini, nanti akan ada owner grup eSports yang memindai. Mereka akan menandai siapa saja yang punya skill bagus, biasanya akan direkrut," ujar CEO dan Co-Founder UniPin, Ashadi Ang di Jakarta, Sabtu, 9 November 2019.
SEACA 2019 menurutnya jadi ajang untuk para gamer naik kelas, dari pemain amatir menjadi profesional atau sebelumnya bertaraf lokal bisa menjadi internasional.
Baca juga: Harapan Kepala BIN Budi Gunawan, Jadi Ketua PB eSports
Pernyataan ini juga diamini oleh Artur Dwiansyah anggota tim eSports BOOM. Kala itu ia mengikuti sebuah turnamen, kemudian ada pihak yang menawarkan dirinya untuk bergabung dalam sebuah tim eSports.
"Biasanya sih dilihat dari keseluruhan (tim), tapi ada juga yang melihat per individu. Jadi nanti ditawarnya hanya ke satu orang, tergantung dianya mau atau enggak," katanya.
Menjadi tim profesional sudah menjadi mata pencaharian Artur, gajinya saja per bulan bisa mencapai Rp4 juta. Terlebih jika ia berhasil menjadi juara di sebuah turnamen, pendapatannya bisa tembus Rp8-10 juta.
Grand final SEACA 2019 diikuti oleh 66 tim dari 24 kota di Indonesia dan negara luar, seperti Malaysia, Filipina dan Singapura. Jika ditotal, seluruh tim yang mengikuti pertandingan ini berjumlah hingga 10 ribu tim.