Mengapa Mark Zuckerberg Orang Paling Berbahaya di Dunia

Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg dalam wawancara kepada ABC News
Sumber :
  • www.abcnews.go.com

VIVA – Pendiri Facebook Mark Zuckerberg mendapat label baru yang membuat orang bisa terheran-heran. Bos Facebook itu dilabeli sebagai orang yang paling berbahaya di dunia. Profesor pemasaran Stern Scholl of Business New York University, Scott Galloway merupakan sosok yang menyematkan label tersebut. 

Bukan tanpa alasan Galloway mengatakan Mark Zuckerberg adalah orang paling berbahaya di Bumi. Penyebutan ini berkaitan dengan rencana integrasi Facebook, WhatsApp, Messenger dan Instagram. 

Dikutip dari CNBC, Selasa 13 Agustus 2019, Galloway khawatir rencana integrasi aplikasi populer tersebut akan menyeragamkan pengguna. Padahal menurut dia, salah satu warisan demokrasi adalah memastikan adanya keragaman perspektif. 

Galloway mengatakan, dengan integrasi, artinya Zuckerberg menjadi mencoba mengenkripsi tulang punggung WhatsApp, Instagram dan Facebook dan menjadikan dirinya memiliki jaringan komunikasi tunggal untuk 2,7 miliar pengguna, atau setara dengan populasi penduduk di belahan Bumi selatan ditambah India! 

"Apa yang salah? saya sudah mengatakan sebelumnya. Saya pikir Mark Zuckerberg adalah orang paling berbahaya di dunia. Jika kamu mencermati momen penting dalam sejarah kita, di mana kita telah beralih dari kondisi tirani. Salah satu langkah kuncinya adalah seseorang mengonsolidasikan media," ujarnya.

Facebook pernah mengungkapkan, lebih dari 2,7 miliar pengguna menggunakan Facebook setidaknya sekali dalam sebulan. Sedangkan lebih dari 2,1 miliar pengguna menggunakan Facebook, Instagram, WhatsApp atau Messenger tiap harinya.    

Galloway menjelaskan, gagasan bahwa satu orang mengendalikan algoritma untuk sistem komunikasi yang dipakai 2,7 miliar pengguna tidak bisa dibiarkan. 

"Itu menakutkan. Terlepas dari niat dari orang itu atau tidak," tuturnya. 

Galloway mengkritik langkah integrasi tiga aplikasi populer tersebut. Sebab seharusnya, Mark Zuckerberg memprioritaskan masalah yang jelas-jelas ada di depan mata. 

Scott Galloway/Instagram/fastcompany

Salah satu masalahnya adalah, Facebook menghadapi ancaman dari aktor jahat. Para propaganda Rusia menggunakan platform media sosial populer itu untuk menyebarkan informasi yang salah dan kemudian informasi itu dipakai mengadu domba publik melalui Instagram. 

Masalah selanjutnya, kata Galloway, yakni Mark Zuckerberg dituding berupaya menghindari terjerat aturan monopoli. Dengan fokus menggenjot integrasi platform di bawah bendera Facebook, Galloway menilai Zuckerberg tidak tahu masalah. 

"Zuckerberg belum menunjukkan kemampuan maupun kemauan, untuk memastikan mesin kiamat (integrasi Facebook) tak akan dipakai ulang oleh aktor jahat," jelasnya.

Galloway menuding, integrasi platform di bawah Facebook merupakan akal-akalan untuk membangun pertahanan menghindari atau menunda jeratan kasus anti monopoli.