Bagaimana Ekspresi Hewan Saat Merasakan Sakit
- U-Report
VIVA – Tak lama lagi umat muslim di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Adha. Pada hari itu, hewan kurban disembelih dan dagingnya dibagikan secara merata ke masyarakat sekitar. Di Indonesia, hewan yang umumnya menjadi kurban adalah sapi, kambing, dan kerbau.
Ada pertanyaan tentang hewan, yaitu apakah mereka merasakan sakit sama seperti manusia ketika bagian tubuhnya terluka?
Seperti dikutip dari National Geographic, Jumat, 9 Agustus 2019, hewan mamalia disebutkan memiliki kesamaan sistem saraf, neurokimia, persepsi, dan emosi. Semua unsur itu, menurut ahli biologi evolusi Marc Bekoff, terintegrasi ke dalam pengalaman rasa sakit.
Namun, Bekoff tak menyebutkan secara spesifik apakah mamalia benar-benar merasakan sakit. Meski begitu, ada beberapa petunjuk tentang bagaimana hewan mengomunikasikan rasa nyeri yang dideritanya.
Seperti dikatakan ahli bedah Dorothy Brown di University of Pennsylvania’s Veterinary Hospital, tentang anjingnya yang bernama Foster. Foster pernah ditabrak mobil dan kakinya harus diamputasi.
"Dia akan cepat tidur dan melompat ke atas kemudian menangis dan ia memandangi di mana kakinya dulu," cerita Brown tentang Foster. Perubahan perilaku lain juga ditunjukkan Foster dengan tak lagi melompat-lompat di sofa dan kehilangan nafsu makan.
Selain itu, dijelaskan pula setiap hewan menampilkan perubahan fisik tertentu sebagai indikator nyeri. Misalnya tikus, kelinci, kuda, akan meringis saat merasa sakit. Lebih spesifik, tanda kelinci saat merasa nyeri, kumisnya akan menegang, menyipitkan mata, dan melipat telinga.
Contoh lainnya, sebuah studi pada 2000 menunjukkan bahwa ayam yang lumpuh akan memilih makanan yang mengandung obat penghilang rasa sakit saat mereka bisa memilih makanannya sendiri.