Konsumen Indonesia Menjunjung Tinggi Privasi dan Keamanan
- Dok. Microsoft Indonesia
VIVA – Perusahaan teknologi Microsoft dan lembaga riset International Data Corporation (IDC) merilis hasil riset mengenai kepercayaan konsumen pada layanan digital di Asia Pasifik. Survei ini diambil sekitar Oktober-November 2018 hingga Januari 2019.
Direktur Utama Microsoft Indonesia, Haris Izmee mengatakan, saat ini konsumen lebih sensitif mengenai keamanan.
Hal itu menjadi elemen dasar untuk mendukung kepercayaan. "Karena itu pula kami bekerja sama dengan IDC untuk mengukur tingkat kepercayaan konsumen," kata dia di Jakarta, Rabu, 26 Juni 2019.
Ia melanjutkan bahwa riset bernama Understanding Consumer Trust in Digital Services in Asia Pacific tersebut melibatkan 14 negara di Asia Pasifik dengan 6.372 responden. Indonesia menjadi salah satu negara yang disurvei dengan 457 responden.
Menurutnya ada lima elemen mengenai kepercayaan yang ditanyakan pada responden, yaitu privasi (privacy), keamanan (security), keandalan (reliability), etika (ethics) dan penyesuaian (adjustment). Kelima elemen ini dinilai penting bagi konsumen, baik bagi Indonesia dan Asia Pasifik.
Namun, tiga elemen tertinggi untuk responden Indonesia yaitu keamanan, privasi, dan etika. Selain itu, 18 persen dari responden di Asia Pasifik tidak percaya terhadap provider layanan digital. Jumlah ini lebih tinggi dari Indonesia, yaitu 11 persen.
Responden Indonesia juga memiliki kepercayaan lebih tinggi terhadap layanan digital dengan 44 persen daripada rata-rata responden Asia Pasifik.
Haris menuturkan riset ini juga menemukan ada responden yang menjawab netral untuk kepercayaan dengan Indonesia sebesar 46 persen dan Asia Pasifik mencapai 52 persen.
"Untuk yang netral, survei kami bisa merebut hati mereka supaya tetap percaya dengan layanan digital," jelasnya. Sementara itu, Head of Operations IDC, Meivira Munindra mengungkapkan, berdasarkan hasil survei maka kepercayaan menjadi nilai penting bagi perusahaan digital.
Menurutnya pelanggan akan memilih unthk bertransaksi dengan platform yang dipercayainya. "Konsumen lebih memilih untuk bertransaksi dengan perusahaan yang memiliki platform digital terpercaya," tutur Meivira.