Satu Orang Meninggal Dunia Akibat Terinveksi Bakteri E Coli

Ilustrasi bakteri E Coli.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Satu orang dinyatakan meninggal dunia karena terinfeksi bakteri Escherichia coli atau E.coli, yang merupakan tranplantasi kotoran.

Badan Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA) menerbitkan peringatan terhadap kemungkinan adanya komplikasi karena fecal microbiota transplantation (FMT), yang populer digunakan untuk pengobatan C. difficile atau infeksi usus.

Mereka sadar infeksi ini disebabkan multi-drug resistant organism (MDROs) yang ditularkan melalui penggunaan FMT.

Pasien yang ingin menggunakan sistem pengobatan ini harus melakukan konsultasi dengan layanan kesehatan untuk memahami risiko penggunaan produk.

"Kematian menjadi kemungkinan pertama dalam penggunaan FMT. Namun prosedur pengobatan ini bisa bekerja baik dengan antibiotik tradisional. Penyakit ini menginfeksi 500 ribu orang setiap tahunnya," ujar ahli gastroenterologi, Sahil Khanna, dikutip dari Business Insider, Minggu, 16 Juni 2019.

Sedangkan, untuk pasien usia di atas 65 tahun, lanjut Khanna, 10 persennya dinyatakan meninggal dunia karena infeksi usus.

Studi dalam New England Journal of Medicine 2018 mengungkapkan bahwa transplantasi mikribiota tinja terbukti efektif untuk pengobatan.

"Ini adalah percobaan kecil tapi hasilnya menunjukkan bahwa transplantasi mikrobiota tinja dapat menjadi alternatif untuk terapi infeksi usus," demikian menurut studi tersebut.

Akan tetapi setelah adanya pasien yang meninggal dunia, maka FDA memberi peringatan untuk lebih banyak lagi perlindungan dan donor untuk mencegah orang lain tertular infeksi MDROs. Mereka menegaskan agar pasien melakukan konsultasi sebelum menggunakan teknik pengobatan FMT.