Kominfo: Nomor Telepon Angka 11 Digit Akan Habis di 2022
- The Verge/Amelia Holowaty Krales
VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika Jepang berencana membuat 10 miliar nomor telepon angka 14 digit sebagai tanggapan atas kekhawatiran bahwa nomor telepon angka 11 digit akan habis pada 2022.
Mengutip situs The Verge, Jumat, 17 Mei 2019, Kominfo Jepang melaporkan bahwa proposal tersebut telah disetujui oleh tiga operator seluler, yaitu NTT Docomo, KDDI dan SoftBank, di mana angka 14 digit ini akan diperkenalkan sebelum akhir 2021.
Menurut juru bicara Kominfo, 10 miliar nomor telepon ini akan dimulai dari angka '020', awalan yang saat ini digunakan Jepang untuk perangkat internet untuk segalanya (Internet of Things/IoT).
Meskipun baru diperkenalkan pada awal 2017, sebanyak 32,6 juta dari 80 juta angka '020' di negeri Matahari Terbit itu telah ditetapkan pada akhir Maret 2019.
Namun, dengan jaringan 5G yang akan diluncurkan di Jepang pada 2020, maka jumlah perangkat yang terhubung cenderung meningkat sekaligus memberi tekanan lebih terhadap jumlah nomor ponsel yang tersedia.
"Ini bukan masalah khusus untuk Jepang. Inggris juga begitu. Tahun 2014, di mana pengguna ponsel di daerah-daerah tertentu mulai harus menyertakan awalan kode area lima digit ketika mereka akan menelepon, termasuk panggilan lokal, setelah stok nomor telepon mulai habis," ungkap juru bicara Kominfo.
Baru-baru ini, regulator telekomunikasi Inggris, Ofcom, mulai menyelidiki apakah akan menghapus kode area sepenuhnya sebagai tanggapan terhadap langkah negeri Ratu Elizabeth II itu menjadi negara dengan jaringan telepon yang berbasis IP.
Seperti diketahui, jaringan 5G meningkat berkat produsen ponsel pintar yang memimpin adopsi teknologi berkecepatan tinggi ini. Kinerja 5G juga didorong oleh karakteristik seperti rate data tinggi, mengurangi latensi, penghematan energi dan biaya, kapasitas sistem yang lebih tinggi serta konektivitas perangkat besar.
Jepang bukanlah satu-satunya negara yang memikirkan kembali cara menghasilkan nomor ponsel yang cukup untuk setiap perangkat di jaringannya. Angka yang lebih panjang sangat masuk akal untuk perangkat IoT, tetapi tantangannya lebih ke penemuan solusi untuk feature phone atau ponsel biasa.