Kecerdasan Buatan untuk Bekuk Pencuri Mobil, Bisakah di Indonesia?

Ilustrasi pencurian mobil
Sumber :
  • Instagram/@hiagencyclay

VIVA – Senior Manager Channel and Alliances Pacific South Nvidia, Budi Harto mengatakan, implementasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence dalam smart city di Indonesia bisa dimanfaatkan untuk beberapa hal. Indonesia bisa bercermin di China yang sangat cepat dalam pengerjaan smart city di perkotaan.

"Kita bisa membuat lampu lalu lintas yang terintegrasi dengan kontak darurat, seperti ambulans. Jadi jika ada kecelakaan, kamera langsung terhubung dengan rumah sakit terdekat," ujarnya dalam sambungan video, Kamis malam 9 Mei 2019.

Pendiri dan Kepala Eksekutif Qlue Rama Raditya mengatakan, perusahaan rintisan mereka dalam waktu dekat akan menyelesaikan permasalahan di perkotaan. Rama menunjukkan, di Bali, jalur penyeberangan pejalan kaki sangat menjadi perhatian. Apabila ada motor yang melewati batas akan langsung mendapat peringatan.

"Kita juga ingin menyelesaikan masalah kemacetan, lebih ke monitoring karena pemerintah masih sulit mendapatkan data. Contoh pintu keluar Tol Semanggi, belum ada monitoring kendaraan mana yang keluar di Semanggi atau Slipi," kata Rama.

Rama menuturkan, Jakarta merupakan kota dengan tingkat polusi terburuk. Ke depan smart city mungkin bisa memprediksi polusi buruk. Di luar negeri, sudah bisa bertindak, dengan membatasi kendaraan yang memiliki efek besar penyebab polusi atau kendaraan yang hanya memberi imbas kecil.

Budi juga memiliki pemikiran untuk memanfaatkan kecerdasan buatan di smart city untuk menangkap pencuri mobil. Caranya dengan meletakkan kamera di palang keluar-masuk tol. Dengan cara ini, kamera bisa menangkap pelat nomor kendaraan, dan kemudian akan mengirim peringatan jika pelat tersebut terdaftar sebagai kendaraan yang dicuri.

"Pencuri enggak pernah tahu kalau mereka sudah diintai. Begitu mendapat peringatan ke sistem, mereka sudah dibuntuti, ditunggu di pintu tol sesudahnya, enggak bisa ke mana-mana," katanya.