Gelar Decacorn dan Unicorn Tak Berdampak ke Driver Ojek Online
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal mengingatkan bahwa kesejahteraan driver atau mitra pengemudi bukan hanya kenaikan tarif, tetapi faktor lain yang sudah menjadi tugas dari perusahaan, dalam hal ini layanan aplikasi online Grab dan Gojek.
Ia pun menyindir keduanya yang sudah menyandang gelar decacorn dan unicorn tetapi tidak berdampak ke kesejahteraan para driver. Fithra menekankan posisi aplikator dan driver seharusnya bisa setara, bukan driver yang membutuhkan aplikator.
"Sudah jadi decacorn dan unicorn, kok, enggak terasa ke mitra pengemudi," ujarnya di Jakarta, Senin, 6 Mei 2019.
Soal kenaikan tarif, Fithra menyebut konsumen atau pengguna yang menjadi korban, dan sudah semestinya menerapkan tarif sesuai dengan mekanisme pasar.
"Intinya adalah pemerintah harus mengerti dari sisi user (pengguna) seperti apa," ungkapnya. Selain konsumen, korban berikutnya adalah transportasi publik.
Menurut Fithra ada banyak pengguna ojek online atau ojol yang menggunakannya sebagai transportasi penghubung ke transportasi utama seperti Transjakarta, LRT, KRL maupun MRT.
"Mereka akan kehilangan konsumen jenis ini," jelas Fithra. Ia mengatakan bahwa bisa saja ada peralihan penggunaan transportasi.
Namun, kurangnya integrasi membuat transportasi publik akan ditinggal dan konsumen kembali menggunakan kendaraan pribadi.
Fithra mengaku untuk tetap menjaga ekosistem transportasi publik bisa dengan bekerjasama antara pemerintah dengan perusahaan ride-sharing.
Ia mencontohkan beberapa tahun lalu telah ada Go Busway yang pernah menjadi satu fitur di Gojek untuk mengantar pengguna ke halte terdekat.
"Tapi yang jelas sudah ada ide ke arah sana. Waktu itu ada Go Busway sebagaimana Gojek bisa berhubungan dengan moda transportasi publik lain," kata Fithra.