4 Fakta Sains Menakjubkan di Serial Game of Thrones

Arya Stark dalam Game of Thrones season 8
Sumber :
  • HBO

VIVA – Serial televisi asal Amerika, Game of Thrones (GoT), belakangan ini kembali menjadi buah bibir. Perjalanan drama fantasi besutan David Benioff dan D. B. Weiss tersebut telah sampai pada musim kedelapan yang merupakan sesi pamungkas.

Jika dilihat dari sudut pandang sains, ada beberapa yang menarik tentang GoT mulai dari musim pertama hingga kedelapan. Seorang fisikawan Rebecca Thompson di laman Collider mengulas sejumlah adegan GoT yang memiliki kaitan dengan kajian ilmiah. Berikut ini di antaranya:

1. Setelah kepala Ned Stark dipenggal, langsung mati atau masih sadar?

Atas tuduhan berkhianat, Raja Joffrey menjatuhkan hukuman eksekusi pada Ned Stark. Ayah Lady Sansa itu akhirnya meregang nyawa di tangan jagal kerajaan Ilyn Payne.

Pertanyaannya, apakah kepala sadar atau tidak, setelah dipenggal dari tubuh? Menurut teori ilmuwan, kepala manusia masih memiliki nyawa sekitar 10 detik usai dipancung.

Sejumlah kisah menyebutkan adanya gerakan wajah atau perubahan ekspresi sesaat setelah pemenggalan kepala terjadi. Misalnya saja, gerakan bibir dan kedipan mata. 

Studi terpopuler mengenai pemenggalan kepala tersebut diungkap Dr. Beaurieux pada 1905. Ia melakukan percobaan pada kepala penjahat bernama Henri languille.

Selama pengamatan, tercatat selama 25 sampai 30 detik, kepala Languille dapat mengedipkan matanya seusai mengalami eksekusi.

2. Apakah The Ice Wall bisa berdiri sepanjang masa?

 

Jon Snow, Ygritte dan sejumlah wilding mempertaruhkan nyawanya saat memanjat dinding es setinggi 200 meter lebih. The Wall yang menjadi benteng perlindungan di wilayah utara ini terbuat dari gletser tebal, mampu menyerap proyektil, dan sulit ditembus.

Namun apakah dinding es itu akan mampu berdiri sepanjang masa? Ilmuwan gletser Dr. Martin Truffer dari University of Alaska melakukan simulasi untuk menunjukkan bagaimana gletser dapat mencair seiring waktu. Dia menemukan bahwa kemungkinan setelah 1.000 tahun, dinding es tebal bisa jadi akan meleleh.

3. Valyrian Steel kemungkinan mengandung nanotube karbon

Baja Valyrian disebut sebagai bahan baku persenjataan yang berkualitas terbaik. Pedang milik Arya Stark, salah satunya. Spekulasi menyebutkan, ide tentang baja Valyrian ini didasarkan pada sumber yang nyata dari Damaskus. 

Tidak seperti jenis senjata baja lainnya, Valyrian memiliki kandungan karbon yang sangat tinggi sehingga berpotensi sangat rapuh. Orang Barat tidak dapat mengambil baja rapuh ini dan membuatnya menjadi senjata. 

Namun, pandai besi dari Damaskus menggunakan baja yang sama dan membuatnya menjadi pedang terbaik di dunia. Metode pembuatan senjata ini hilang, tetapi beberapa ilmuwan modern telah berusaha untuk menemukan rahasianya. 

Satu kelompok yang dipimpin Alexander Levin dari Dresden, Jerman, mengambil ujung pisau baja Damaskus dan menjalankannya melalui mesin X Ray yang sangat sensitif. Mereka menemukan bahwa ujung yang tajam dibuat oleh karbon nanotube. Karbon nanotube sekitar lima kali lebih kuat dari baja dan 50.000 kali lebih kecil dari rambut manusia.

4. Wildfire kemungkinan berasal dari Yunani

Pasukan Stannin Baratheon porak-poranda ketika dihantam wildfire dari atas benteng King's Landing. Tak butuh waktu lama bagi api yang divisualisasikan berwarna hijau itu membakar prajurit musuh di atas perairan Blackwater. 

Wildfire diceritakan memiliki kemampuan membakar air, sulit dipadamkan, dan dapat melelehkan baja dan batu. Ada kemungkinan, wildfire adalah representasi dari api Yunani, hanya saja warnanya bukan hijau. Keberadaannya diakui sejak Kekaisaran Bizantium. Para ilmuwan berspekulasi, jika wildfire bersifat mudah terbakar, maka bisa jadi ia memiliki senyawa tembaga sulfat atau asam borat.