Mengenal R-Rainbows, Teknologi Antisipasi Banjir Milik BPPT
- BPPT
VIVA – Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC)-BPPT mengusulkan teknologi R-Rainbows untuk sistem peringatan dini banjir di wilayah-wilayah yang mengalami intensitas hujan lebat.
R-Rainbows adalah Radar- Rainfall Observation for Early Warning System, yaitu sistem observasi dan monitoring curah hujan menggunakan radar untuk peringatan dini bencana banjir. “Sistem dibangun oleh para peneliti dan perekayasa kami dan diluncurkan pada 2016. Tahun ini, kami sempurnakan teknologinya,” ujar Tri Handoko Seto, Kepala BBTMC dikutip dari keterangan pers di Jakarta, Rabu, 24 April 2019.
Tri Handoko Seto menjelaskan radar yang digunakan dalam sistem observasi ini adalah Radar Furuno Dual Polarization X-Band yang dipasang dalam sebuah mobil sehingga dapat berpindah tempat secara mudah sesuai dengan target observasinya. “Radar Furuno merupakan radar yang compact dan tergolong ringan. Kemampuannya mencakup wilayah observasi hingga sejauh 70 km,” ujarnya.
Data radar, lanjut Seto, dikonversi menjadi format gambar .png yang menghasilkan juga data curah hujan dalam format text, dimana data text tersebut ditampilkan ke dalam website R-Rainbows.
R-Rainbows memiliki beberapa fitur seperti monitoring curah hujan menggunakan instrumen radar cuaca doppler dengan dual polarisasi merek furuno untuk mengetahui lokasi dan intensitas hujan yang sedang terjadi.
Selain itu, fitur monitoring dari data satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) berupa pengamatan curah hujan harian dan per jam di wilayah Indonesia menggunakan data satelit dari GsMap Jaxa.
"Sistem monitoring ini akan memberikan informasi secara realtime," kata Seto. Termasuk data tinggi muka air (TMA) yang diperoleh dari data kementerian PU yang menunjukkan tinggi muka air di beberapa pintu air DAS. Dilengkapi juga dengan fitur prediksi cuaca WRF (Weather Research and Forecasting) untuk memperlihatkan prediksi cuaca regional wilayah Indonesia.
Penempatan radar Furuno sebagai salah satu instrumen pengamatan lokasi awan penghujan, lanjut Seto, memerlukan kondisi tertentu, yaitu lokasinya yang terbuka dan lebih tinggi dari bangunan sekitar agar data yang diperoleh lebih akurat. “Tampilan monitoring pada web akan sesuai lokasi penempatan radar cuaca,” ujarnya.
BBTMC telah melaksanakan uji coba R-Rainbows di daerah Jabodetabek dengan pemasangan radar furuno di wilayah Bogor dan Serpong. “Sejauh ini pantauan belum terdeteksi kasus hujan lebat hingga banjir,” ujarnya.