Curhat Fadli Zon Diteror Robocall: Ini Operasi Intelijen
- Twitter/@Fadlizon
VIVA – Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional atau BPN, Prabowo Sandiaga-Sandiaga Uno, Fadli Zon, menceritakan telepon genggam sejumlah anggota BPN yang diretas saat ada pengumuman hitung cepat. Ia menuding ada operasi intelijen atas insiden tersebut.
"Jadi pertarungan ini memang tidak fair. Sebagai contoh baru saja ada quick count, langsung semua handphone dari BPN itu berusaha diretas dan diganggu dengan robocall, dari seluruh dunia," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Senin 22 April 2019.
Robocall merupakan modus kejahatan yang menggunakan nomor telepon samaran dengan memalsukan nomor ponsel orang lain yang masih aktif.
Ia mengaku dampak insiden tersebut, telepon genggamnya tak bisa dipakai selama 6 jam. Sebab ada peretasan dari nomor yang berasal dari luar negeri.
"Karena ada upaya peretasan dari nomor-nomor yang bisa saya tunjukkan bukti-buktinya, dari Hainan, China, Malaysia, dari beberapa negara lain. Memang ini ada operasi politik dan operasi intelijen. Ini bukan pemilu yang fair," kata Fadli.
Sebelumnya, beberapa influencer politik kubu pasangan capres cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menjadi korban teror serangan panggilan nomor asing dari luar negeri. Teror itu berlangsung begitu quick count dimulai pada Rabu sore 17 April 2019. Influencer Prabowo Sandi menuding serangan ini dilakukan oleh kubu tertentu.