Kesetaraan Gender Dinilai Dongkrak Pertumbuhan Industri STEM
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA – Berdasarkan survei penduduk antar sensus atau Supas 2015, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 266,91 juta jiwa pada tahun ini. Menurut jenis kelamin, jumlah tersebut terdiri atas 134 juta jiwa laki-laki dan 132,89 juta jiwa perempuan.
Kesetaraan gender merupakan jantung dari pekerjaan yang layak. Isu kesetaraan gender tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia, tetapi telah menjadi isu menarik di dunia.
Hasil penelitian Bank Dunia menyebutkan tingkat kesejahteraan secara global dapat meningkat 21,7 persen. Hal itu jika kesetaraan gender diimplementasikan.
Namun sebaliknya, kerugian pada human capital wealth atau kesejahteraan sumber daya manusia secara global diperkirakan mencapai US$160,2 triliun akibat dari ketidaksetaraan gender.
Secara global, Perserikatan Bangsa Bangsa berinisiatif untuk melakukan transformasi menuju sustainable development dengan memasukkan achieve gender equality and empower all women and girls sebagai salah satu agenda dalam The 2030 Agenda for Sustainable Development.
Hal ini dilakukan untuk menyudahi seluruh bentuk diskriminasi terhadap perempuan, serta memastikan kesetaraan kesempatan bagi perempuan dalam semua level kepemimpinan, baik di sektor publik, ekonomi maupun politik.
Menurut Presiden Indonesia Business Coalition for Women Empowerment, Shinta Widjaja Kamdani, kesempatan untuk menambah lebih banyak perempuan pada jajaran dewan dan kepemimpinan senior merupakan sebuah prestasi besar bagi sebuah perusahaan.
Untuk terus berkembang, kata dia, perusahaan juga perlu menciptakan tempat kerja yang ramah gender, mengembangkan investasi berorientasi perempuan, menggalakkan praktik keragaman, serta terus meningkatkan jumlah perempuan yang memegang posisi kunci di sebuah perusahaan.
"Saat ini kesetaraan gender di dunia kerja masih menjadi tantangan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Padahal, kesetaraan gender yang diakui dapat menimbulkan dampak positif secara luas," ungkap dia, lewat keterangannya, Minggu, 14 April 2019.
Dengan begitu, berbagai inisiatif dilakukan untuk mendorong perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan yang memiliki multiperan, serta mendukung perubahan untuk tercapainya kesetaraan gender di dunia kerja.
Sementara itu, Chief Financial Officer Telkomtelstra, Ernest Hutagalung, mengatakan terlepas dari kemajuan yang sudah dicapai dalam kesetaraan gender di dunia kerja, masih banyak ditemui hambatan akibat minimnya jumlah perempuan di Indonesia yang berada di level top leaders, khususnya di industri STEM.
"Kami sudah melakukan perubahan dalam menerapkan kesetaraan gender sejak tiga tahun lalu. Ketika ada posisi yang available, termasuk posisi leadership, perbandingan antara kandidat perempuan dan laki-laki harus seimbang," paparnya.
Berdasarkan statistik, hanya 20 persen perempuan yang berprofesi di industri sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) secara global. Sedangkan, di Indonesia masih lebih baik, atau mencapai 30 persen.