Hobi Foto Bisa Selamatkan Pemilu
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA – Situs kawalpemilu.org bersama Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Indonesia meluncurkan gerakan Iluni UI Kawal Pemilu. Salah satu penggagas kawalpemilu.org, Elina Ciptadi, melihat fenomena foto-foto di tempat pemungutan suara (TPS) beberapa tahun belakangan.
Menurutnya hobi foto ini bisa dimaksimalkan dengan cara menggunakan ponsel pintar atau smartphone untuk memfoto formulir C1 plano di TPS setelah penghitungan suara selesai, lalu di-upload atau unggah ke upload.kawalpemilu.org.
"Dengan demikian kita dapat bersama-sama mengumpulkan bukti paling otentik dari Pemilu Serentak 2019," kata Elina, lewat keterangannya, Selasa, 9 April 2019.
Ia berharap akan semakin banyak organisasi yang bergabung dengan platform independen tersebut, dan ke depannya untuk secara sukarela menjaga suara rakyat di 809.500 TPS di seluruh Indonesia.
“Kawalpemilu.org sudah teruji di Pilpres 2014 dan Pilkada DKI 2017. Saat itu kami hanya menggunakan kamera ponsel dan akun media sosial Facebook," jelas dia.
Sementara itu, Ketua Umum Iluni UI, Arief Budhy Hardono, menuturkan gerakan ini bertujuan untuk mengajak seluruh alumni UI terlibat aktif mengawal jalannya proses penghitungan suara untuk memastikan jalannya Pemilu Serentak 2019 yang transparan, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Ia menuturkan apabila seluruh anggota Iluni UI ikut serta dalam gerakan ini, maka martabat pemilu akan terjaga karena dapat diverifikasi langsung.
"Kami ingin secara aktif berpartisipasi mengawal Pemilu Serentak 2019, khususnya melindungi kesahihan data suara di TPS. Maka dari itu, kami memutuskan untuk berkolaborasi dengan kawalpemilu.org," ungkap Arief.
Lebih lanjut ia menjelaskan Iluni UI sebagai komunitas masyarakat terdidik dengan lebih dari 450 ribu anggota yang tersebar di seluruh Indonesia berkomitmen untuk berperan aktif dalam mewujudkan pemilu berkualitas yang jujur dan adil.
Arief mengaku bahwa kolaborasi ini yang kedua kali dilakukan, setelah sebelumnya di Pilkada DKI 2017. Menurutnya, untuk mengawasi 800 ribu TPS di seluruh Indonesia, dibutuhkan jutaan relawan yang dapat mengawasi dan menjaga martabat pemilu, yang diklaim Arief rumit, mulai dari TPS sampai KPU Pusat.
Dikatakan rumit karena pelaksanaan pemungutan suara akan berlangsung lama. Karena itu, akan melelahkan bagi para anggota panitia pemungutan suara (PPS) yang bertugas di setiap TPS.
Namun begitu, ia optimistis para petugas PPS akan bekerja secara profesional dan menghindari kesalahan, tapi tetap dikawal. Pengawalan bukan hanya di TPS saja, tetapi juga kelurahan hingga kecamatan.
Arief mendorong bagi setiap anggota masyarakat, khususnya alumni UI, yang ingin bergabung menjadi relawan Iluni UI Kawal Pemilu, maka bisa mengunjungi bit.ly/iluniuikawalpemilu. (ann)