Mau Tahu Wujud Asli 'Black Hole', Tunggu Rabu 10 April 2019

Ilustrasi bintang besar yang sedang dihisap oleh lubang hitam atau black hole.
Sumber :
  • astronomynow.com

VIVA – Para ilmuwan dari Yayasan Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat akan menggelar pertemuan untuk mengungkap foto asli lubang hitam (black hole) pertama kalinya pada Rabu, 10 April pukul 09.00 waktu Washington DC, AS, atau Kamis, 11 April 2019 waktu Indonesia.

Ilmuwan dari Agensi Ruang Angkasa Eropa yang juga pakar lubang hitam, Paul McNamara menuturkan, pengumuman ini juga dijadwalkan secara simultan di Brussels Belgia, Santiago Chile, Shanghai China, Taipei Taiwan, dan Tokyo Jepang.

"Lebih dari 50 tahun, para ilmuwan melihat bahwa ada sesuatu yang sangat terang di bagian tengah galaksi kita. Tarikan gravitasinya cukup kuat untuk membuat sebuah bintang mengorbit sangat cepat. Secepat 20 tahun," kata McNamara, dikutip dari situs Japan Today, Senin, 8 April 2019.

Hal ini akan menandai terobosan besar dalam bidang astrofisika dan memberikan wawasan baru soal monster langit raksasa tersebut. Seperti diketahui lubang hitam sering dikaitkan dengan lubang yang mampu menyedot benda langit apapun yang berada didekatnya.

Pertemuan ini sekaligus mengumumkan hasil terobosan dari proyek Event Horizon Telescope (EHT). Sementara itu, ilmuwan dari Milimetric Bremer Astronomi Grenoble Institute, Michael Bremer, menuturkan bahwa mereka menyatukan sejumlah teleskop, bukan membangun satu teleskop besar.

Menurutnya teleskop besar akan runtuh akibat beratnya sendiri. Penelitian ini juga akan menguji salah satu pilar sains, yaitu teori fisika relativitas umum Albert Einstein.

Dalam teori yang diajukan pada 1915 tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan hukum gravitasi dan hubungannya dengan kekuatan alam semesta lainnya.

Sebelumnya, pada 2017, delapan radio teleskop yang tersebar di seluruh dunia dilatih untuk menemukan dua lubang hitam.

Ke delapan teleskop, yang masing-masing berada di Hawaii dan Arizona, keduanya di AS, lalu Spanyol, Meksiko, Chile serta Kutub Selatan, ini dilatih dengan sudut berbeda di alam semesta untuk mengumpulkan data.

Namun data yang telah dikumpulkan masih harus disusun. Menurut Bremer, algoritma pencitraan yang mereka bangun mengisi data yang hilang.

Ilmuwan mulai berspekulasi mengenai keberadaan lubang hitam sejak 1700. Sejak saat itu bukti tidak langsung perlahan terakumulasi.

"Algoritma pencitraan yang kami bangun mengisi data yang hilang untuk rekonstruksi gambar dari lubang hitam. Menurut teori Einstein, bentuk bayangan lubang hitam akan menjadi lingkaran yang sempurna. Kalau kita menemukan itu berbeda dari yang diprediksi oleh teori, maka kita kembali ke titik awal," tutur dia. (ann)