Sukseskan Pemilu di India, WhatsApp Rilis Layanan Fact Checking
- Pixabay
VIVA – Mendekati pemilu yang akan berlangsung di India pada 11 April 2019 mendatang, aplikasi WhatsApp merilis layanan fact-checking. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk tim pengecek fakta yang bekerja untuk layanan ini.
Dilansir laman The Verge, Rabu, 3 April 2019, kabarnya pengguna bisa mengirimkan pesan pada Checkpoint Tipline. Di mana tim yang dipimpin oleh startup lokal Proto akan menandai pesan sebagai 'benar', 'salah', 'menyesatkan', atau 'perselisihan'.
Pesan yang dilaporkan juga akan dimasukkan menjadi database. Nantinya akan mempelajari dan memahami penyebaran informasi salah.
WhatsApp sendiri sering mendapatkan kritikan di India akibat penyebaran hoaks lewat platform itu. Banyak informasi viral dikaitkan pada belasan kematian yang terjadi. Tak hanya itu, platform pengiriman pesan itu juga dituduh memfasilitasi penyebaran informasi viral pada pemilu Brasil tahun lalu.
Tujuan dari inisiatif baru ini menurut pendiri Proto, Ritvvij Parrikh dan Nasr ul Hadi adalah mempelajari fenomena missed informasi pada satu skala. Mereka juga mengatakan lebih banyak data yang masuk akan lebih mudah mengidentifikasi masalah, lokasi, bahasa, wilayah serta faktor lain yang rentan dan terpengaruh.
Akan ada lima bahasa yang didukung Checkpoint Tipline yaitu Inggris, Hindi, Telugu, Bengali dan Malayalam. Layanan ini untuk misinformasi yang tersebar dalam bentuk teks, video dan gambar.
Secara terpisah, WhatsApp baru uji coba untuk menambahkan kemampuan bagi pengguna mengembalikan gambar mencari gambar dalam rangka verifikasi informasi.
Selain Proto, WhatsApp juga bekerja sama dengan Dig Deep Media dan Meedan. Keduanya adalah organisasi yang berkontribusi pada proyek yang sama di negara lain.
Meedan dikembangkan untuk memerangi missed informasi pada pemilu Prancis dan Meksiko. (mus)