Burung 'Garuda Pancasila' Terancam Punah, Peneliti Hadapi Masalah

Elang Jawa.
Sumber :
  • Wikipedia

VIVA – Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, baik flora maupun fauna. Salah satu aset satwa yang sangat dibanggakan oleh bangsa ini, yaitu Elang Jawa (Nisaetus bartelsi).

Elang Jawa adalah spesies endemik, hanya terdapat di sepanjang Pulau Jawa. Populasi hewan yang menjadi simbol identitas lambang Pancasila ini pun hanya tinggal 300-500 ekor saja, dan ada kecenderungan terus menurun sehingga berhadapan dengan risiko kepunahan.

Karena keadaan tersebut maka pemerintah Indonesia menetapkan Elang Jawa sebagai spesies yang dilindungi. Pada 1993 melalui Keputusan Presiden No. 4 tahun 1993, Elang Jawa ditetapkan sebagai salah satu satwa nasional.

Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor, menjadi salah satu lembaga konservasi Elang Jawa. Saat ini ada 7 ekor, di antaranya sepasang Elang Jawa yang bernama Rama dan Shinta.

Selain itu, ada juga seekor elang yang diberi nama Elja dan kini sudah berusia 1,5 tahun. Elja memiliki saudara yang baru saja menetas.

Group Head of Life Science TSI, Biswajit Guha menyampaikan, Elang Jawa memiliki kriteria khusus, yaitu bersarang di ketinggian 25 meter ke atas.

Saat ini di Indonesia, sudah banyak Lembaga Konservasi (LK) yang merawat satwa langka. Namun, belum ada yang mengembangkan Elang Jawa.

"Kalau kita lihat belum ada akses ex situ di LK. Dan TSI yang satu-satunya berkomitmen mengembangbiakkannya. Belum ada pengembangbiakan penelitian dan ex situ (di luar habitat alami). Dan saat ini TSI dengan ahli kita untuk mendorong program pengembangbiakan Elang," katanya kepada wartawan, Kamis 28 Maret 2019.

Saat ini, menurut Biswajit, kendala yang dihadapi peneliti adalah masih kesulitan dalam penanganan penetasan telur.

"Tetapi penetasan telur kadang-kadang gagal, itu yang satu lihat penelitian. Kami bersama CSR Hino Indonesia concern dalam pengembangbiakan ini. Bagaimana bisa memperbaiki proses pengembangbiakan Elang Jawa. Tidak seperti burung lain, Elang tidak akan kawin lagi sampai anak elang bisa terbang," katanya.

Untuk melengkapi lokasi penangkaran dan riset, kini TSI berkolaborasi dengan Hino Indonesia dalam program Corporate Social Responsibility (CSR).

Program CSR konservasi Elang Jawa ini meliputi dua langkah besar yakni pengembangbiakan (breeding) dan penelitian tentang reproduksi Elang Jawa.

Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah populasi Elang Jawa yang terus menurun, sehingga supaya anak cucu kita ke depan masih dapat melihat Elang Jawa.

Sementara itu, Senior General Manager Hino Indonesia, menjelaskan alasan di balik pemilihan pelestarian Elang Jawa sebagai bagian program CSR, "Mengapa Elang Jawa, karena kondisinya mengkhawatirkan dan ini proyek awal kami di bidang satwa," katanya.