Ada Jejak Digital di Ruang Siber, Semuanya Serba 'Telanjang'
- VIVA.co.id/Novina Putri Bestari
VIVA – Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, mengatakan bahwa kesadaran harus dibangun di era digital seperti sekarang.
Menurutnya ruang siber merupakan ruang baru yang perlu kehati-hatian, kesadaran, dan pengetahuan bagi yang memanfaatkannya.
"Di ruang siber enggak bisa sembunyi karena ada jejak digital. Semuanya tidak bisa dipercaya, kecuali orang yang membuat informasi dengan membangun trust (kepercayaan)," katanya di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2019.
Semuel mendorong supaya anak muda atau generasi milenial Indonesia harus lebih tangkas menangkal informasi salah atau hoax. Ia juga mengaku bahwa direktoratnya selalu melakukan pengecekan berita yang diterima dari bawahannya.
"Tidak mudah terpengaruh. Laporan ke kita biasanya bapak-bapak dan ibu-ibu yang merasa terganggu," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Co-founder dan Chief Technology Officer Qlue, Andre Hutagalung, menjelaskan bahwa peranan masyarakat bisa membawa pengaruh positif serta efisiensi ke seluruh wilayah di Indonesia.
Oleh karena itu, aplikasi media sosial Qlue bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar Smart Citizen Day pada Kamis, 28 Maret mendatang. Ia menuturkan acara ini sebagai bentuk kerja sama dalam membangun smart city.
"Keberhasilan smart city butuh partisipasi masyarakat. Acara ini akan mendatangkan 34 anak muda terpilih untuk melakukan deklarasi dan menciptakan dampak sosial yang positif," papar Andre. (ann)