Bir Halal dari Negara Muslim, Menyatukan Umat hingga Bikin Sehat
- Pixabay/Alexas_Fotos
VIVA – Belakangan ini, ramai isu tentang Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berupaya menjual saham bir Anker. Hal itu, menurutnya, karena tidak ada unsur pembangunan dari pemprov DKI dengan memegang saham perusahaan tersebut.
Dikatakan Anies, nilai saham yang mencapai Rp1,2 triliun itu akan lebih bermanfaat, jika dialokasikan untuk membangun sekolah.
Terlepas dari polemik seputar nilai saham, minuman bir dilarang dikonsumsi bagi umat Muslim. Bukan hanya karena bisa memabukan, tetapi ulama menyatakan lantaran kandungan alkoholnya.
Namun, di sejumlah negara, termasuk Indonesia, ada minuman bir yang halal. Yang sangat mudah kita jumpai adalah bir pletok minuman khas Betawi.
Bir pletok terbuat dari rempah-rempah seperti jahe, serai, dan pandan wangi yang berfungsi menghangatkan badan. Meski memuat kata bir, bir pletok tidak mengandung alkohol.
Singkat cerita, bir pletok diracik oleh masyarakat Betawi, lantaran terpengaruh kebiasaan penjajah Belanda, yang gemar minum bir. Karena kaum Betawi taat pada ajaran Islam, mereka meramu minuman sendiri dari rempah yang kemudian dinamakan bir pletok.
Bir halal di Indonesia bukan hanya bir pletok. Di Jombang, ada pula minuman mirip bir, tetapi didominasi rasa kopi. Namanya Coffee Beer, yang terbuat dari campuran kopi, karamel, dan soda.
Selain itu, ada juga bir Jawa, yang agak mirip bir pletok, tetapi lebih berbuih. Terbuat dari campuran rempah-rempah bunga cengkeh, kayu manis, serutan kayu secang, jahe, kapulaga, daun serai, daun pandan, jeruk nipis, dan gula pasir atau gula batu.
Bir Taybeh
Sejumlah negara Muslim, juga memiliki minuman bir. Dari Arab Saudi, ada wine Night Orient yang sudah disahkan sebagai minuman halal. Minuman tanpa alkohol ini mulai dikenalkan kepada publik dalam Malaysian International Halal Showcase (MIHAS) 2015.
Di Arab Saudi, ada pula Barbican, minuman mirip bir yang terbuat dari kecambah biji-bijian serealia yang telah dikeringkan.
Sementara itu, di Palestina, minuman bir Taybeh, bahkan menghadirkan cerita yang mendalam. Bir ini dijual untuk kalangan masyarakat Palestina dan Israel.
Israel selalu menjadi pasar penting untuk bir Taybeh. Sejak awal, sertifikasi halal resmi seorang rabi telah membuka jalan bir ke pasar Yahudi.
Bir Taybeh memiliki kontribusi yang menyatukan orang-orang Israel dan Palestina, baik dari kalangan Kristen, Yahudi, dan Muslim.
"Dengan atau tanpa alkohol, sebotol bir membuat orang relaks dan melupakan politik untuk sementara waktu," kata Khoury, pembuat Taybeh.
Namun, menurut kabar, bir Taybeh sempat mengalami masalah produksi dan ekspor, karena Hamas melarang produk pembuatan bir di Gaza - meski itu bebas alkohol. (asp)