Influencer Ikut Tanggapi #YangGajiKamuSiapa
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Dalam pembicaraan di Twitter mengenai masalah ucapan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, sejumlah akun milik influencer ikut me-tweet mengenai hal tersebut. Tagar #yanggajikamusiapa juga ikut disertakan dalam perbincangan di lini masa.
"Beberapa akun Twitter yang berpengaruh (influencer) terkait isu tagar #yanggajikamusiapa, di antaranya adalah @abiyyu231299, @Awang_philiang, dan @MardaniAliSera," ujar pengamat dari Drone Emprit Lathif Purwa Atmaja dalam keterangannya, Minggu, 3 Februari 2019.
Pada peta Social Network Analysis sejak 28 Januari hingga 1 Februari 2019, Drone Emprit menyatakan, ada satu klaster yang organik. Akun-akun berpengaruh itu ikut perbincangan riuh soal Yang Gaji Kamu Siapa bersama para netizen.
Narasi yang ditampilkan juga rata-rata berisi narasi bernada negatif menanggapi ucapan Rudiantara dalam acara internal Kementerian Kominfo itu. "Sedangkan akun-akun yang berisi dukungan terhadap kasus ini bisa dibilang masih sangat kecil dan hampir tidak terlihat sama sekali," ujarnya.
Kesimpulan dalam temuan Drone Emprit, keterangan resmi mengenai ucapan Menteri Kominfo itu juga tidak berpengaruh banyak dalam nada negatif yang datang dari para netizen. Drone Emprit juga mencermati ada 20 akun dengan jumlah retweet terbanyak dari tagar #YangGajiKamuSiapa. Di urutan pertama, ada akun @abiyyu231299 dengan retweet 1.885.
Akun itu menanyakan pertanyaan yang dilontarkan Rudiantara mengenai 'yang gaji kamu siapa?'. Sedangkan di urutan kedua ada @Awang_philiang, yang menyatakan ketidaksukaan pada pajak yang dibayarkan untuk membayar gaji menteri dengan ucapannya itu. Tweet tersebut di-retweet 1.838 kali.
Akun-akun seperti Hanum Rais, Mardani Ali Sera, dan Zara Zettira ZR juga ikut membicarakan dan menggunakan tagar YangGajiKamuSiapa. Tweet mereka bertiga juga masuk jadi 20 akun dengan jumlah retweet terbanyak.
"Dari 20 most retweet, 19 di antaranya berisi sindiran, kritikan, atau bahkan hujatan terhadap Menkominfo Rudiantara dan pemerintah. Hal ini berbuntut ke arah Pilpres 2019, di mana para oposan pemerintah (Jokowi) semakin kencang menghembuskan nada-nada miring," tutur Lathif.