Keluh kesah BATAN Sulitnya Minta Perhatian Pemerintah
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Badan Tenaga Nuklir Nasional atau BATAN mengaku sampai saat ini masih kesulitan untuk meminta perhatian pemerintah, pusat maupun daerah, dan masyarakat. Dengan begitu tidaklah mengherankan kalau nama BATAN masih asing terdengar di telinga mereka.
Kepala BATAN, Djarot S Wisnubroto, mengatakan jika selama ini masih ada keraguan dari kalangan birokrat. Padahal, ia sangat ingin jika teknologi yang mereka hasilkan menjadi program kementerian.
"Kita enggak mau kalau hanya sekadar jadi badan saja. Beberapa program pendayagunaan tidak akan berhasil jika tidak dikoordinasikan dengan kementerian yang membidangi hal itu," kata dia di Jakarta, Rabu, 23 Januari 2019.
Djarot mencontohkan ketika mereka ingin bertemu dengan Menteri Pertanian dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Hal ini masih menyangkut dengan riset dan program yang BATAN miliki.
Bahkan, untuk sekelas pemerintahan daerah pun, keberadaan mereka juga masih diragukan. Di sisi lain, Djarot juga serba salah karena kalangan yang pro-BATAN menganggap lembaga tersebut terlalu sering menunggu alias tidak proaktif.
Akan tetapi, jika BATAN proaktif maka konsekuensinya adalah anggaran yang akan ditanya pertanggungjawabannya. Inilah alasan yang menyebabkan BATAN menahan diri.
Djarot mengaku tidak ingin uang rakyat sia-sia jika tidak ada kepastian dari pemerintah. "Kami perlu dukungan pemerintah dan masyarakat agar program-program kami berjalan mulus," jelasnya.
Bicara anggaran, Djarot menyebut tahun lalu sudah digunakan hampir Rp900 miliar. Dengan anggaran yang sedikit itu mereka sudah menghasilkan beberapa produk yang bisa dibawa ke kancah internasional.
Salah satu contohnya ada di bidang pertanian. "Kita dari sisi administrasi bagus, walaupun banyak yang tidak tahu," kata Djarot, berkeluh kesah.