Bikin Perhatian, Iklan Apple Pakai Slogan Kota Judi
- Twitter/@chrisvelazco
VIVA – Dunia teknologi pada pekan ini akan memusatkan perhatiannya pada ajang tahunan Consumer Electronics Show atau CES pada 2019. Pameran tahunan ini menjadi ajang bagi perusahaan teknologi untuk memamerkan produk andalan mereka.
Apple memanfaatkan benar pameran CES 2019 bukan untuk mempromosikan layanan dan produknya. Apple menyambut CES dengan meminjam slogan terkenal dari kota yang berjuluk Kota Judi tersebut.
Sebagaimana sudah jamak diketahui, Las Vegas punya slogan 'What happens in Las Vegas stays in Las Vegas' yang artinya 'Apa yang terjadi di Las Vegas, tetap di Las Vegas'.
Dikutip dari laman Phone Arena, Senin 7 Januari 2019, Apple memakai slogan tersebut untuk memantapkan pecinta dan pengguna teknologi untuk tak ragu memakai produk mereka.
Dalam promosinya, Apple memakai slogan Kota Judi tersebut dan disesuaikan dengan iklan untuk produknya. Slogan yang dipakai Apple yakni 'What happens on your iPhone, stays on your iPhone', atau 'Apapun yang terjadi pada iPhone kamu tetaplah memakai iPhone kamu'.
Slogan tersebut muncul dalam billboard iPhone X, iPhone XS dan iPhone XS Max. Di bawah slogan tersebut terdapat alamat tautan halaman privasi Apple yakni apple.com/privacy.
Jika kamu mengakses tautan tersebut, halaman itu menegaskan Apple sangat melindungi masalah privasi data pengguna.
"Di Apple, kami meyakini privasi adalah hak asasi manusia paling mendasar," tulis Apple dalam kalimat pertama di halaman tersebut.
Entah apa persisnya maksud dari Apple memasang promosi tersebut. Dalam ajang CES 2019, Apple memang tak tampil dalam pameran tahunan tersebut. Apple juga tak membuka booth pada pameran awan tahun.
Sudah menjadi rutinitas bagi Apple, mereka membuat acara khusus untuk mengumumkan produk buatan mereka. Apple tak ikut-ikutan perusahaan teknologi lain yang berbondong-bondong memanfaatkan CES untuk memamerkan produk andalan mereka pada 2019.
Slogan tersebut muncul saat dunia teknologi dilanda masalah privasi pengguna. Beberapa waktu lalu misalnya Google mematikan Google+ karena data sekitar 500 ribu pengguna bocor. Amazon maupun Facebook juga sedang krisis data pengguna. Amazon beberapa waktu lalu tak sengaja mengirimkan 1.700 rekaman suara pengguna pada perangkat Alexa ke pengguna lainnya.
Sedangkan Facebook berkali-kali direpotkan dengan masalah bocor data pengguna dan kini Facebook sedang menghadapi tekanan dan masalah hukum atas masalah privasi data pengguna tersebut.