BPPT Ingin Pasang Sensor Tsunami di Palapa Ring, Ini Reaksi Kominfo

Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Anang Latif.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bayu Nugraha

VIVA – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyambut baik gagasan rencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk menggunakan Satelit Palapa Ring sebagai sensor tsunami untuk menggantikan Sensor Buoy, alat deteksi tsunami sebelumnya yang hilang.

Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Anang Latif, mengaku telah membicarakan hal ini dengan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Unggul Priyanto terkait pemanfaatan satelit untuk memantau gempa dan tsunami.

"Konsep yang akan digunakan adalah memutuskan kabel Palapa Ring lalu dipasang sensor tsunami. Baru setelah itu disambung kembali," kata Anang di Jakarta, Senin, 26 November 2018.

Dengan konsep ini pula, ia mengaku apabila dipasang dari awal pembangunan Palapa Ring akan jauh lebih baik, termasuk perencanaan titik yang akan dipasang sensor. Akan tetapi, Anang belum bisa menyimpulkan lebih lanjut ide BPPT tersebut bila benar-benar diimplementasikan.

"Lampu putus lalu saya perbaiki. Terangnya sedikit berkurang tapi mata kan enggak bisa bedain kalau alat berkurang kecerahannya. Nah, itu yang terjadi di serat optik ketika kabel diputus. Akan terjadi penurunan kualitas. Tapi penurunan kualitas pun ada toleransinya," jelasnya.

Anang juga mengaku akan secepatnya mengundang BPPT untuk membicarakan teknis lebih lanjut mengenai pemasangan sensor tsunami di Palapa Ring. Sistem CBT atau Cable Based Tsunameter ini sebelumnya sudah digunakan di beberapa negara seperti Kanada, Jepang, Oman dan Amerika Serikat.