Facebook Kebobolan Lagi, Ada 81 Ribu Akun yang Terdampak

Ilustrasi Facebook.
Sumber :
  • www.pixabay.com/Geralt

VIVA – Raksasa media sosial Facebook kembali mengalami peretasan. Pesan Facebook dari 81 ribu akun dilaporkan terkena dampak, perkiraan kebocoran berasal dari Chrome extension. Akun yang disusupi nampaknya dijual hanya seharga 0,10 USD atau sekitar Rp1.500.

Dikutip melalui situs Gizmodo, Sabtu, 3 November 2018, sebuah kelompok tak dikenal telah memasuki akses penjual data Facebook, namun mereka mengatakan sudah melakukan peretasan sebanyak 120 juta akun. Nampaknya peretasan ini tidak berhubungan dengan kasus yang dipublikasikan pada September lalu.

Hacker yang dicurigai berasal dari Rusia itu memiliki pesan Facebook dari 81 ribu akun, didominasi oleh akun dari Rusia dan Ukraina, adapun yang berasal dari Amerika Serikat, Inggris dan Brazil. Menurut Wakil Direktur Manajemen Facebook, Guy Rosen mengatakan, mereka yakin kebocoran ini diperoleh melalui browser ekstensi yang dipasang di Facebook.

"Kami telah menghubungi pembuat browser untuk memastikan ekstensi berbahaya tidak lagi tersedia untuk diunduh di toko mereka. Juga untuk membagikan informasi yang dapat membantu mengidentifikasi ekstensi tambahan yang mungkin terkait," katanya. 

Ia mengaku telah menghubungi penegak hukum dan telah bekerja dengan pihak berwenang setempat, untuk menghapus situs web yang menampilkan informasi dari akun Facebook. Perusahaan juga berharap pengguna memeriksa ekstensi browser yang mereka pasang, dan menghapus apa pun yang tidak sepenuhnya mereka percayai. 

"Karena kami terus menyelidiki, kami akan mengambil tindakan untuk mengamankan akun orang lain sebagaimana mestinya," katanya.

Perusahaan keamanan, Digital Shadows juga turut menganalisis data dan menyimpulkan bahwa penyerang menggunakan ekstensi browser. Kepala Petugas Keamanan Informasi Digital Shadows, Rick Holland mengatakan, browser Chrome bisa sangat aman, namun ekstensi dapat menimbulkan celah keamanan.

"Ekstensi berbahaya dapat digunakan untuk mencegat dan memanipulasi data yang melewati browser. Pengelolaan ekstensi browser merupakan tantangan bagi tim keamanan dunia maya, yang membuat masalah menjadi jauh lebih buruk," katanya.

Banyak pesan yang relatif tidak berbahaya dan termasuk dalam sebuah obrolan ringan. Namun ada juga diskusi yang lebih sensitif. Ini tampaknya bukan kesalahan Facebook, tapi bukan berarti berita bagus untuk jejaring sosial yang saat ini sedang dilanda banyak skandal.